Bau Badan Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Diabetes atau Sakit Ginjal
- Pixabay
BANDUNG – Berkeringat adalah hal yang normal dan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Tetapi, bau badan juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang mendasarinya seperti diabetes atau penyakit ginjal.
Ketika bau badan mulai memengaruhi hidup, penting untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan mendasar yang dapat menyebabkan bau tersebut. Sebab, bisa saja ada penyakit 'bisu' yang mengintai namun kerap disepelekan seperti penyakit ginjal hingga diabetes yang berujung pada masalah jantung.
Dikutip dari laman The Sun, bau badan dialami oleh empat dari 10 orang secara sosial, sebuah survei mengklaim. Jajak pendapat tahun 2019 menanyakan 2.000 orang dewasa Inggris tentang perasaan mereka terhadap bau badan mereka sendiri, dengan 30 persen mengatakan mereka menghindari berbicara dengan seseorang karena takut akan bau badan.
Jajak pendapat tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga mengatakan rasa takut akan bau yang kurang enak telah menghambat mereka untuk bisa berpelukan dan menjadi intim dengan orang lain. Tanpa disadari, bau badan sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti olahraga atau cuaca panas, tetapi juga bisa menandakan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Pada pengidap diabetes, sel-sel seseorang yang kekurangan energi dari glukosa, akan mulai membakar lemak sebagai gantinya. Proses pembakaran lemak ini menghasilkan produk sampingan yang disebut keton, yaitu sejenis asam yang diproduksi oleh hati. Keton cenderung menghasilkan bau yang mirip dengan aseton yang tercium melalui napas seseorang.
Selain itu, aroma tak sedap juga dipicu sakit pada organ hati. Memiliki bentuk penyakit hati yang parah yang dikenal sebagai foetor hepaticus dapat menyebabkan seseorang menjadi bau. Bau ini dikatakan mirip dengan bau manis dan apek yang terlihat pada napas dan urin seseorang.
Lain halnya dengan sakit ginjal di mana menyebabkan bahan kimia dalam urin menjadi pekat dan menimbulkan bau yang menyerupai amonia. Disfungsi ginjal juga dapat menyebabkan tingginya kadar bakteri dan protein dalam urin, yang akan berkontribusi pada bau amonia yang tidak sedap.