Kenapa Gen Z Dipecat? Malas dan Obsesi Healing Jadi Penyebab Utama

Ilustrasi Gen Z dalam Perusahaan
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Dalam beberapa tahun terakhir, ada laporan yang menunjukkan bahwa banyak perusahaan memecat karyawan dari generasi ini dengan alasan malas dan terlalu fokus pada kegiatan healing.

Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai etika kerja dan motivasi mereka dalam berkarier. Salah satu alasan utama mengapa Gen Z sering dianggap malas adalah pandangan mereka yang berbeda terhadap pekerjaan.

Banyak dari mereka yang menganggap pekerjaan bukan hanya sekadar untuk mendapatkan uang. Pekerjaan harus memiliki makna dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi.

Jika tidak, mereka cenderung merasa tidak termotivasi. Hal ini membuat mereka lebih memilih untuk mengundurkan diri daripada bertahan dalam pekerjaan yang tidak memuaskan.

Ilustrasi Gen Z Malas Kerja

Photo :
  • Pinterest

Fenomena healing juga menjadi salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan Gen Z. Banyak dari mereka merasa perlu melakukan healing atau penyembuhan diri. Aktivitas ini sering kali dilakukan melalui liburan, meditasi, atau kegiatan lainnya yang dianggap dapat mengurangi stres.

Namun, dalam beberapa kasus, kegiatan healing ini dapat mengganggu komitmen mereka terhadap pekerjaan. Tindakan ini sering kali dipandang sebagai kurangnya dedikasi terhadap tanggung jawab pekerjaan.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi dan persaingan ketat di pasar kerja juga memengaruhi pola pikir Gen Z. Mereka tumbuh di era digital yang sangat cepat berubah.

Banyak dari mereka menyaksikan orang tua mereka mengalami kesulitan di tempat kerja. Ini membuat mereka lebih berhati-hati dalam memilih pekerjaan. Ketika mereka merasa tidak cocok atau tidak bahagia, mereka lebih cepat mengambil keputusan untuk pergi.

Perusahaan perlu memahami bahwa pendekatan tradisional dalam manajemen sumber daya manusia mungkin tidak lagi efektif untuk Gen Z. Mereka cenderung lebih menghargai fleksibilitas dan keseimbangan kerja-hidup.

Banyak dari mereka yang ingin bekerja di lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan ini, mereka mungkin akan kehilangan karyawan muda yang potensial.

Namun, bukan berarti semua Gen Z malas atau tidak berdedikasi. Banyak di antara mereka yang memiliki etos kerja yang kuat. Mereka mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan gaji, tetapi juga peluang untuk berkembang.

Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang lebih terhubung dengan teknologi. Mereka sering kali membawa ide-ide inovatif ke tempat kerja. Hal ini dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan jika dikelola dengan baik.

Penting bagi perusahaan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif. Mereka harus membuka dialog dengan karyawan muda.

Dengan memahami perspektif Gen Z, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih menarik. Ini akan mengurangi tingkat pengunduran diri dan meningkatkan produktivitas. Pemecatan karyawan dari generasi Z karena malas dan fokus pada healing mencerminkan perubahan pola pikir dalam dunia kerja.****