8 Kalimat Orang Tua yang Bisa Menghancurkan Masa Depan Anak

Parenting Anak
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Sebagai orang tua, pasti berharap yang terbaik bagi anak-anak. Namun, tanpa disadari, beberapa pernyataan atau kalimat yang diucapkan justru dapat berdampak negatif pada perkembangan mental dan emosional anak.

Berikut adalah delapan hal yang sering dilakukan orang tua yang dapat menghancurkan hidup seorang anak.

Ilustrasi Keluarga Bahagia

Photo :
  • Pinterest

Pertama, membanding-bandingkan anak dengan saudara atau teman-temannya. Kalimat seperti, "Lihatlah kakakmu, sudah bisa baca, kenapa kamu belum?" bisa membuat anak merasa tidak cukup baik.

Meskipun niatnya adalah untuk memotivasi, perbandingan seperti ini justru dapat menyebabkan rasa iri dan ketidakpuasan. Anak akan merasa tidak pernah bisa memenuhi ekspektasi orang tua dan akhirnya mengalami masalah dalam hubungan sosial, terutama dengan saudara kandungnya.

Kedua, ucapan yang menyakitkan juga memiliki dampak yang besar. Kalimat negatif seperti, "Kamu tidak pernah juara, jadi tidak usah ikut lomba," dapat merusak kepercayaan diri anak.

Sebagai orang tua, seharusnya kita memberikan dukungan dan dorongan. Anak perlu merasa didukung dalam usaha mereka, agar mereka dapat belajar menghargai proses dan pencapaian yang mereka raih.

Ketiga, mengucapkan kalimat yang menunjukkan ketidakinginan terhadap anak. Pernyataan seperti, "Kenapa sih kamu lahir jadi cowok, lebih baik punya anak cewek," dapat membuat anak merasa tidak diinginkan. Hal ini bisa mengganggu identitas dan harga diri mereka.

Kita harus ingat bahwa anak tidak pernah memilih siapa orang tuanya, sehingga penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang mencintai dan menghargai keberadaan mereka.

Keempat, sindiran fisik juga sangat berbahaya. Kalimat seperti, "Kamu gendut banget, mirip ayahmu," dapat merusak citra diri anak. Meskipun mungkin dimaksudkan sebagai lelucon, sindiran semacam ini dapat menyebabkan anak merasa tidak percaya diri.

Mereka mungkin akan berjuang dengan masalah seperti gangguan makan di kemudian hari. Sebagai orang tua, kita perlu mengajarkan anak untuk mencintai diri mereka sendiri tanpa peduli penilaian orang lain.

Kelima, sindiran terhadap perilaku anak dapat menimbulkan rasa rendah diri. Kalimat seperti, "Jangan jalannya seperti robot, dong," mungkin terdengar sepele, tetapi dapat membuat anak merasa tidak nyaman dengan diri mereka.

Rasa takut akan penilaian orang lain dapat berlanjut hingga dewasa. Penting bagi kita untuk memberikan dorongan positif dan membantu anak merasa nyaman menjadi diri mereka sendiri.

Keenam, mengatakan bahwa anak adalah beban dapat menghancurkan semangat mereka. Kalimat seperti, "Aku capek kerja keras supaya kamu bisa sekolah," dapat membuat anak merasa bersalah.

Hal ini menyebabkan mereka enggan menceritakan masalahnya kepada orang tua, dan menyimpan semua beban tersebut sendiri. Komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak sangat penting untuk mencegah dampak emosional yang negatif.

Ketujuh, ancaman untuk ditelantarkan adalah cara yang sangat berbahaya untuk mendidik anak. Kalimat seperti, "Kalau kamu tidak patuh, mama akan tinggalin kamu," dapat menyebabkan trauma.

Rasa takut akan ditinggalkan akan mengganggu hubungan anak di masa depan. Sebagai orang tua, kita seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman, bukan ancaman yang menakutkan.

Terakhir, memberikan janji yang tidak bisa dipenuhi atau PHP dapat menghancurkan kepercayaan anak. Misalnya, mengatakan, "Kalau kamu dapat nilai bagus, papa akan belikan PS5," tetapi pada saatnya, janji tersebut tidak ditepati.

Hal ini dapat membuat anak merasa dikhianati dan merusak kepercayaan mereka terhadap orang lain. Penting untuk hanya memberikan janji yang bisa kita tepati.

Secara keseluruhan,  Dengan kata-kata positif dan dukungan, kita dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan bahagia.****