Cara Melatih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini

Ilustrasi Melatih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Kecerdasan emosional menjadi salah satu aspek penting dalam tumbuh kembang anak.

Namun, banyak orangtua yang masih kebingungan cara melatihnya. Psikolog klinis Khabibah Solikhah, S.Psi, M.Psi menjelaskan dalam podcast Doodle Exclusive bahwa emosi bukan hanya tentang kemarahan.

"Emosi itu adalah dorongan yang muncul dari dalam diri yang sifatnya fluktuatif dan menggerakkan sesuatu pada diri kita," jelas Bibah. Menurutnya, emosi mencakup berbagai perasaan seperti bahagia, sedih, dan marah.

Sebelum mengajarkan kecerdasan emosional pada anak, orangtua perlu memahami emosi mereka sendiri terlebih dahulu. Hal ini penting karena orangtua menjadi role model bagi anak-anaknya.

Pelatihan kecerdasan emosional sebaiknya dimulai sejak dini. Bahkan bayi yang baru lahir sudah memiliki emosi yang ditunjukkan melalui tangisan sebagai bentuk komunikasi. 

Ilustrasi Melatih Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini

Photo :
  • Pinterest

Langkah awal adalah mengajarkan anak mengenali dan menamai emosinya.

Bibah menekankan pentingnya menerima semua emosi anak. "Kita perlu pahami bahwa apapun emosi yang kamu rasakan itu Mama terima, dan ayo kita berusaha bareng-bareng untuk mengendalikan emosi," ujarnya.

Ketika anak berada di luar zona nyamannya, seperti bertemu orang baru atau berada di tempat ramai, mereka mungkin menunjukkan perilaku berbeda. 

Ini normal karena anak sensitif terhadap perubahan. Orangtua perlu memahami dan mendampingi dengan tepat.

Untuk mengelola emosi negatif seperti kemarahan, anak boleh melampiaskannya dengan cara yang aman. Misalnya memukul bantal atau meremas boneka. 

Sementara untuk emosi positif seperti kegembiraan berlebih, anak tetap perlu diarahkan agar tidak membahayakan diri.

Dampak dari emosi yang tidak terkendali bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Lebih jauh lagi, anak bisa mengalami masalah dalam pergaulan sosial. 

"Ketika seseorang tidak memiliki keterampilan mengelola emosi, dia akan rentan mengalami stres bahkan mungkin berkembang pada depresi," tegas Bibah dalam podcast.****