Alasan Dibalik Generasi Z Memilih Jalur Menganggur
VIVABandung – Fenomena pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) menjadi perhatian serius saat ini.
Pertanyaannya adalah, siapa yang bertanggung jawab atas situasi ini?
Dalam podcast Theo Derick mencermati berbagai faktor yang memengaruhi kondisi ini, termasuk pendidikan, harapan, dan sikap generasi muda terhadap dunia kerja.
Generasi Z dikenal dengan keberanian dan pengetahuan yang tinggi.
Namun, ada juga anggapan bahwa mereka cenderung menganggap diri mereka lebih mampu daripada kenyataan.
Hal ini sering kali mengakibatkan overconfidence.
Dalam diskusi tersebut, Kreator Theo Derick menjelaskan, "Overconfidence itu seperti bluffing.
Ketika pengetahuan jauh di atas pengalaman, kita akan cenderung optimis berlebihan."
Kecenderungan ini membuat Gen Z kesulitan dalam mengakui kekurangan mereka dan belajar dari pengalaman.
Selain itu, faktor lain yang berkontribusi terhadap pengangguran adalah harapan gaji yang tinggi tanpa pengalaman yang memadai.
Banyak Gen Z yang enggan menerima pekerjaan dengan gaji minimum.
"Ini bukan pilihan. Semua orang pasti ingin mendapatkan gaji yang lebih baik," ungkap Theo Derick.
Dalam dunia yang serba cepat dan teknologi saat ini, Gen Z juga terbiasa dengan kemudahan.
"Mereka ingin segala sesuatunya serba instan. Ini tidak selalu mungkin dalam dunia kerja," kata seorang ahli.
Fenomena "healing" juga menjadi salah satu topik hangat dalam diskusi ini.
Banyak Gen Z yang memilih untuk mengambil waktu istirahat, atau healing, ketimbang mencari pekerjaan.
Ini mungkin tampak positif, tetapi juga bisa menjadi penghalang.
"Healing mendukung perekonomian dan pariwisata. Namun, terlalu sering healing bisa membuat kita melupakan tujuan utama," kata Theo Derick.
Generasi Z harus menyadari pentingnya proses dan pembelajaran dari pengalaman.
Menghindari kerja keras demi hasil instan bisa berbahaya.
"Nikmatilah proses. Ini adalah bagian penting dari perjalanan menuju sukses," pesan Theo Derick.
Dengan memahami bahwa kesuksesan tidak datang dengan cepat, Gen Z dapat menghindari jebakan overconfidence dan belajar untuk menghargai setiap langkah yang mereka ambil.****