Arkeolog Sebut Rel Trem di Proyek MRT Jakarta Pertama di Asia

Penemuan rel trem zaman Belanda di proyek MRT Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Surya Aditya

"Selain itu, harga operasionalnya juga sangat mahal, sebab harga kudan dan harga makanannya sangat  tinggi kala itu. Kemudian, orang eropa yang merasa sangat superior merasa rishi karena gerbong mereka tidak dipisah dengan orang asia dan orang pribumi," ungkap Arni.

Trem Tenaga Uap

Akibat banyaknya penolakan terhadap trem tenaga kuda, maka pemerintah Batavia memutuskan untuk merubahnya dengan tenaga uap tahun 1898. Namun, hal itu tidak berselang lama sebab trem tenaga uap sering terjadi kendala teknis, mulai dari kerap meledak saat pengisian uap dan sering mogok saat musim dingin tiba.

"Hingga pemerintah saat itu sepakat untuk menggantinya menjadi trem listrik, nah, rel trem listrik itu yang sekarang kita temukan di Harmoni, Sawah Besar dan Mangga Besar, itu sisanya rel trem listrik, sedangkan untuk rel trem kuda dan rel trem uap sudah tidak ada bekasnya," jelas wanita yang akrab disapa Lisa itu.

Untuk informasi, rel trem ini ditemukan pada kedalaman 27 centimeter, dengan panjang kurang lebih 1 kilometer. Rencananya rel trem ini akan direlokasi dan disimpan sementara ke Pool Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), Jelambar, Jakarta Barat.

Komponen rel trem yang ditemukan di Kawasan Harmoni tersebut terdiri dari batang rel, bantalan rel kayu jati, batu kerikil, dan batang besi arde. Selain itu, pihak MRT Jakarta juga menemukan wesel rel, atau rel pemindahan jalur yang bercabang.

Arde sendiri memiliki fungsi untuk meneruskan arus korsleting listrik ke bawah tanah agar tidak terjadi korsleting dan kebakaran dengan jarak setiap empat bantalan rel atau setiap 1,5 meter akan dipasang arde.