Kesaksian Putri Candrawathi Soal Perempuan Nangis di Rumah Bangka
- VIVA/M Ali Wafa
BANDUNG – Istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi mengatakan bahwa tidak mengetahui adanya perempuan menangis yang keluar dari rumah Ferdy Sambo yang berada di Jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, sosok perempuan yang keluar rumah tampak menangis tersebut diungkap oleh Bharada Richard Eliezer alias Bharada E saat memberikan kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Putri yang tidak mengetahui adanya sosok perempuan menangis itu saat dirinya tengah bersaksi di hadapan Majelis Hakim. Saat itu, hakim mulai bertanya kepada Putri ketika dirinya berkeliling sekitaran wilayah Kemang, Jakarta Selatan bersama dengan Bharada E dan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan membawa senjata api (senpi).
"Apakah saudara pernah keliling sama Yosua dan Richard di Kemang bawa senjata api," tanya hakim.
"Tidak pernah," jawab Putri.
Lantas, Hakim pun menanyakan kepada Putri bahwasanya apakah saat berkeliling wilayah Kemang, apakah tengah mencari seseorang kala itu. Namun, Putri menjawab bahwa dirinya tidak sama sekali mencari seseorang apalagi sosok wanita yang dimaksud.
"Saudara berkeliling di kemang membawa senjata api bersama Yosua dan Richard untuk mencari seseorang berputar-putar akhirnya tidak sampai kemudian saudara kembali ke jalan bangka?," tutur hakim.
"Tidak pernah yang mulia," jawab Putri.
Kemudian, Hakim pun lantas menanyakan terkait pernyataan Bharada E yang mengatakan bahwa ada sosok perempuan yang menangis keluar dari rumah di Jalan Bangka itu. Sosok perempuan itu tampak menangis saat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi berada di dalam rumah tersebut.
"Saudara kan sering ke Jalan Bangka?," tanya hakim.
"Itu adalah rumah orang tua saya," jawab Putri.
"Yakan artinya setelah keliling-keliling terus saudara kesana untuk menemui suami saudara yang ada di Jalan Bangka," beber hakim.
"Tidak pernah yang mulia," kata Putri.
"Karena kemarin ada kesaksian yang mengatakan sebelum peristiwa ini saudara pernah ngajak Yosua dan Richard keliling sambil membawa senjata api terus tidak jelas kemana akhirnya kembali ke jalan Bangka, saudara bertemu dengan suami saudara. Dan pada saat itu keluarlah seorang perempuan dari rumah di Jalan Bangka. Tau ga peristiwa itu?," jelas hakim.
"Tidak yang mulia," tukas Putri.
Sebelumnya, Bharada Richarad Eliezer alias RE hari melakukan pemeriksaan sebagai saksi secara silang dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Bripkas Ricky Rizal alias RR di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu 30 November 2022.
Saat memberikan kesaksiannya di hadapan Majelis Hakim, Bharada RE mengatakan bahwa saat di rumah Ferdy Sambo yang berada di Jalan Bangka itu ada peristiwa dimana muncul perempuan menangis dari dalam rumah di Jalan Bangka tersebut.
Hal tersebut, berawal saat Majelis Hakim bertanya terkait peristiwa apa yang membuat Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo mengalami pertengkaran dalam rumah tangganya.
"Ada peristiwa lain yang misalnya semacam pertengkaran PC dng FS?," tanya Hakim.
"Pada waktu bulan Juli saya agak lupa tanggalnya saya sempat naik piket akhir Mei bersama almarhum (Brigadir Yosua) padahal almarhum ini ajudan ibu, tapi karena bang Mathius menjaga di Saguling, yang naik piket saya sama almarhum, selepas piket saya balik ke Zaguling," ujar Richard Eliezer.
"Ada kejadian tiba-tiba ibu turun, almarhum juga turun bawa senjata langsung taro di mobil," sambung dia.
Tak lama berselang itu, Putri langsung memanggil ketiga ajudan tersebut, yakni Bharada RE, Brigadir Yosua dan Mathius Marey. Kemudian, kata Richard, mereka berempat langsung naik ke mobil dan berkeliling kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
"Sempat nanya ke almarhum ini mau ke mana, mereka di depan, itu perjalanan ada muter-muter di kemang, akhirnya kita balik ke kediaman bangka," kata Richard.
Lalu, ketiga ajudan hingga Putri Candrawathi langsung bersinggah sejenak di rumah Jalan Bangka tersebut. Kata Richard, saat itu Putri dalam kondisi marah namun dirinya tak berani bertanya penyebab kemarahannta tersebut.
"Bang Yos bilang chad parkir mobil ke belakang, setengah jam kemudian pak FS pulang dianter Saddam," kata Richard.
Kemudian, Richard menegaskan bahwa setibanya Ferdy Sambo di rumah Bangka pun juga turut dalam kondisi marah. Namun, Ferdy Sambo langsung masuk ke dalam rumah.
Selanjutnya, Yosua pun akhirnya berucap dengan mengimbau Richard bahwa akan ada teman Ferdy Sambo yang datang ke rumah tersebut. Kendati, Richard tidak mengetahui kedatangan teman Ferdy Sambo.
"Pak FS kayak marah-marah juga langsung masuk ke dalam rumah. Almarhum bilang Chad nanti ada pak eben yang datang rekannya bapak," beber Richard.
"Pas datang saya ga lihat...Bang Yos bilang tidak ada selain kami berdua (yos dan matheus) yang ada di dalam rumah, area kediaman Bangka. Yang di belakang ada Romer, Saddam, Art di depan ada saya, Alfon sekuriti," sambungnya.
Lantas, Richard pun mengatakan tidak mengetahui hal apapun yang terjadi di dalam rumah di Jalan Bangka tersebut.
Namun, selang beberapa saat kemudian, tetiba muncul seorang perempuan dari dalam rumah sambil menangis. Perempuan yang tidak diketahui oleh Richard identitasnya, langsung meminta untuk memanggilkan drivernya.
"Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah, saya bilang fon ada orang keluar itu. Ada perempuan, saya ga kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa. Saya lihat ke dalam," tutur Richard.
"Perempuan itu bilang mencari driver dia, saya lari ke samping saya panggil drivernya, perempuan itu naik baru pulang," lanjut dia.
Kemudian, Richard menjelaskan bahwa setelah kejadian tersebut, Ferdy Sambo akhirnya lebih sering pulang ke rumah Saguling.