Safari Politik Anies Disebut Tak Ngefek, Nasdem Jawab Begini
BANDUNG – Lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting melaporkan temuan risetnya soal elektabilitas Partai Nasdem jeblok dan terancam tak lolos ke parlemen DPR. Safari politik Anies Baswedan bareng elite Nasdem dinilai SMRC tak punya efek.
Menanggapi itu, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya menyindir pihaknya kerap didata jeblok dalam survei. Menurutnya, tak ada masalah. Tapi, ia menyoroti soal pendekatan dalam survei.
"Yang jadi masalah adalah pendekatannya saja karena kita masih saja terjebak dengan asosiasi menimbang anting-anting emas dengan timbangan beras. Jadi, itu nggak menjadi gambaran yang presisi!," kata Willy, saat dikonfirmasi VIVA, Senin, 19 Desember 2022.
Dia bilang dalam pengetahuan harus menggunakan pendekatan yang detail, bukan gebyah uyah. Pun, Anies dalam safari politiknya itu untuk sosialisasi ke struktur Nasdem. Menurut dia, hal itu untuk lakukan pendidikan politik. Selain itu, untuk memperkenalkan kandidat ke masyarakat.
"Sekaligus menjemput aspirasi dan berdialog apa yang menjadi problem-problem di masyarakat secara langsung!" tutur Willy.
Hal senada disampaikan Ketua DPP Nasdem lainnya, Effendy Choirie. Bagi Gus Choi, sapaan akrabnya, survei SMRC tetap jadi masukan Nasdem agar semua pengurus dan kader bekerja lebih keras, lebih fokus.
"Sekaligus menggunakan strategi yang lebih tepat untuk mencapai sasaran simpati suara rakyat," ujar Gus Choi.
Dia menyinggung pengalaman Nasdem yang dinilai lembaga survei tak lolos parlemen di Pemilu 2014 dan 2019. Namun, faktanya berbeda karena Nasdem melenggang mulus ke DPR.
"Pileg 2014 dapat hampir 7 persen dengan 35 kursi. Dan, Pemilu 2019 dapat 9 persen dengan 59 kursi," sebut Gus Choi.
Maka itu, dia optimis Pileg 2024 akan membuat suara Nasdem akan lebih baik dari sekarang. "insya Allah Nasdem masuk dua besar dengan raihan kursi sekitar 100 kursi DPR RI," tutur Gus Choi.
Survei terbaru SMRC ini dilakukan secara tatap muka pada 2 sampai 11 Desember 2022. Responden yang dilibatkan dalam survei sebanyak 1.220 dengan dipilih secara random.
Metode survei dengan penarikan acak bertingkat atau multistage random sampling. Responden yang dijadikan sampel adalah warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak pilih atau berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Pun, teknik pengumpulan dilakukan dengan data wawancara tatap muka. Angka toleransi atau batas kesalahan atau margin of error dalam survei sekitar 3,1 persen. Lalu, dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen.