Waketum MUI Khawatir Konser Coldplay Merusak Moral dan Akhlak Anak Bangsa
- VIVA Group
VIVA Bandung – Band asal Inggris, Coldplay akan konser di Indonesia pada November mendatang. Antusias masyarakat Indonesia akan konser Coldplay sangatlah tinggi.
War tiket atau penjualan tiket pre-sale konser Coldplay yang akan digelar 15 November 2023 mendatang ini dijual mulai hari ini, Rabu (17/5/2023), pada pukul 10.00 WIB.
Namun, Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengancam konser Coldplay yang rencananya di Gelora Bung Karno (GBK). Hal ini karena Coldplay diduga mendukung Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau LGBT.
Hal ini karena salah satu personilnya yakni Chris Martin diduga mengenakan baju atau mengibarkan bendera pelangi yang merupakan identitas LGBT pada konser-konser Coldplay.
Sejauh ini belum ada klarifikasi dari pihak Coldplay soal tudingan tersebut. Namun PA 212 tegas menolak digelarnya konser band asal Inggris tersebut.
"Saya mengimbau kepada promotor dan panitia agar membatalkan niatnya mendatangkan Coldplay,” kata Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin pada Minggu (14/5/2023).
Bahkan Novel mengatakan akan memblokir GBK atau bandara jika konser Coldplay masih diadakan.
"Kalau masih nekat, maka kita akan gelar aksi besar dengan memblokir lokasi atau kita akan kepung bandara," lanjutnya.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan pemerintah untuk melakukan pertimbangan saat mengizinkan sebuah kegiatan termasuk konser musik.
"Jangan hanya keuntungan ekonominya saja, tapi juga hal-hal lain apalagi dalam hal yang terkait dengan konser musik yang berkelas dunia seperti Coldplay yang jelas2 akan menyedot perhatian anak- anak bangsa terutama generasi mudanya,” ujar Anwar Abbas dikutip dari tvOnenews di Jakarta pada Rabu (17/5/2023).
Pria yang akrab disapa Buya ini mengaku khawatir dengan kehadiran Coldplay yang mungkin dapat merusak watak generasi bangsa.
"Karena kita takut dengan kehadiran mereka akan bisa merusak watak dan peradaban dari anak- anak bangsa,” kata Anwar Abbas.
Lebih lanjut, Anwar Abbas mengatakan bahwa padahal kita harus bisa membimbing dan mendidik generasi penerus kita agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Berakhlak mulia, serta bertanggung jawab. Oleh karena itu adanya keberatan terhadap kehadiran coldplay tersebut adalah cukup beralasan," kata Anwar Abbas.
Hal ini kata Anwar karena Coldplay mendukung perjuangan LGBT yaitu suatu praktek kehidupan yang menyimpang.
"Serta bertentangan dengan ketentuan dari ajaran agama, tidak hanya agama islam saja tapi juga dengan agama lainnya," tandas Anwar Abbas.
Padahal dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dikatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
"Ini artinya tidak boleh ada di negara ini kegiatan termasuk konser musik yang bertentangan dengan ajaran agama apalagi LGBT ini adalah sebuah konsep hidup dan berkehidupan yang anti manusia dan kemanusiaan," tegas Anwar Abbas.
Maka menurut Anwar Abbas, kehadiran grup band Coldplay ini jelas-jelas akan mendukung tumbuh dan berkembangnya gerakan LGBT di tanah air.
"Kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi di negara yang sama- sama kita cintai ini," tutup Anwar Abbas.