Beredar Video Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Pelajar SMA hingga Tewas, Ini Kata Polisi

Ilustrasi Penganiayaan
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA Bandung – Sebuah video yang memperlihatkan aksi penganiayaan oleh anak Ketua DPRD Kota Ambon, Abdi Toisutta (25) terhadap seorang seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA, RRS (15) beredar luas di media sosial. Diketahui, korban dianiaya pelaku hingga meninggal dunia.

Kasi Humas Polresta Ambon dan Pulau-pulau Lease, Janete Luhukay mengungkapkan, peristiwa tersebut terjadi karena pelaku tak terima disenggol oleh korban saat mengendarai motornya masuk melewati gang kecil. 

Hal itu berawal saat saksi bersama korban berboncengan dengan menggunakan sepeda motor dari arah kawasan Ponegoro menuju ke rumah kerabatnya di Kawasan Talake untuk mengembalikan jaket milik saudaranya.

Kemudian, saat saksi dan korban memasuki gapura lorong masjid Talake, saksi dan korban melewati pelaku yang mana hampir menyenggol pelaku yang sementara berjalan searah. Saksi pun sempat melihat pelaku sedang mengejar korban dan saksi.

Setelah saksi dan korban tiba di depan rumah kerabatnya dan memarkirkan motornya, pelaku pun langsung menghampiri korban dan saksi, dimana tanpa banyak bertanya pelaku langsung memukul korban dari bagian kepala (korban masih menggunakan helm) sebanyak 1 kali.  

Foto pelaku dan korban penganiayaan

Photo :
  • VIVA.co.id

Saat itu, menurut saksi, Ia bersama korban masih duduk di atas motor. Saksi telah turun dan langsung berhadapan dengan korban.

“Setelah itu pelaku mengatakan kepada korban dengan dialek Ambon bahwa "Kalo maso orang kompleks itu kasi suara abng-abng dong," kata Janete meniru keterangan saksi, atas nama Muhammad Fajri Semarang dikutip dari VIVA Group, Rabu (2/8/2023).

Selanjutnya, dari keterangan Fajiri, kata Janete, pelaku kembali memukuli korban dari bagian kepala yang kedua kalinya.

“Korban sempat mengatakan kepada pelaku bahwa, "katong jua masok orang kompkes katong bawa motor palang - palang, yang mana pelaku pun kembali memukul korban untuk yang ketiga kalinya di bagian kepala,” tutur Janete

Berselang beberapa menit kemudian, korban keluar dari dalam rumah, dimana posisi korban telah tertunduk dan menggeletakkan kepalanya di atas stang motornya. Seketika ia pun pingsan.

“Setelah itu kerabat korban langsung mengatakan kepada pelaku bahwa, "kalau ada apa - apa ose (kamu) tanggung jawab" kemudian pelaku mengatakan bahwa" beta akan tanggung semua-semua, setelah itu pelaku pergi meninggalkan korban dan saksi,” tukas Janete, sesuai keterangan saksi.

Pelaku, kata Janete, sempat dilerai oleh warga dan kerabat korban yang berada di lokasi kejadian, namun aksi itu tidak dihiraukan. Setelah pingsan, dibantu saksi, korban pun diangkat kerabat masuk ke dalam rumah dengan tujuan menyadarkan korban namun korban tidak sadarkan diri.

“Setibanya korban di rumah sakit korban langsung mendapat perawatan medis oleh tim medis dan pada pukul 21. 45 WIT korban dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis rumah sakit Dr. Latumeten,” beber Janete.

Setelah itu pada pukul 23.20 wit korban dibawa pulang oleh keluarga menuju ke rumah duka di Ponegoro atas,” pungkasnya.