Seorang Siswi SD Buta karena Dicolok oleh Kakak Kelas di Gresik, Penjaga Sekolah Diperiksa

Mata siswa SD di Gresik buta karena ditusuk sate
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Viva Bandung – Tim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Unit PPA) Kepolisian Resor Gresik, Jawa Timur, memanggil beberapa saksi untuk diminta keterangan dalam kasus siswi SD  yang buta setelah dicolok oleh kakak kelasnya dengan tusuk bakso di Kecamatan Menganti. Senin, 18 September 2023, penjaga sekolah SD tersebut diperiksa.

"Hari ini memeriksa penjaga sekolah. Kepala sekolah dan wali kelas sudah kami periksa, setelah tim penyidik datang ke sekolah. Keduanya kami periksa di Polsek Menganti," kata Kanit PPA, Ipda Hepi Muslih Riza.

Sedangkan pihak kepala sekolah tempat SAH belajar, Umy Latifah, dan wali kelas sudah diperiksa pada Minggu kemarin. Dalam pemeriksaan tersebut, Umy dan wali kelas mengaku tidak mengetahui peristiwa perundungan berlebihan yang menyebabkan mata kanan SAH buta permanen itu.

Namun, Ipda Hepi mengaku pihaknya sudah mengamankan CCTV yang ada di sekolah. Dari rekaman CCTV itu, diharapkan bisa diketahui dengan rinci insiden tersebut sehingga bisa diketahui siapa pelakunya.

"Kami sudah mengamankan rekaman CCTVnya,” ujarnya. 

Umy Latifah dan saksi, Dinas Pendidikan Gresik, dan pihak keluarga korban enggan menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Polres Gresik pada Minggu kemarin.

"Saya punya hak untuk tidak berbicara,” kata Umy.

Diketahui, korban SAH, seorang siswi SD mengalami tindakan kekerasan sampai berujung kebutaan di mata kanannya. Kejadian tersebut berawal pada tanggal 7 Agustus 2023 lalu, saat siswi usia 8 tahun itu berada di halaman sekolah. Di sana ada kegiatan lomba Agustusan.  

Pelaku yang disebut-sebut kakak kelas memalak korban sampai korban dibawa ke lorong sekolah. Lantaran menolak ketika dimintai uang saku, SAH langsung menutup matanya dengan tangan karena takut. Pelaku pun langsung mencolok mata SAH dengan tusuk bakso hingga terluka.

Saat pulang ke rumah, SAH mengadu matanya sakit. Ia kemudian dibawa ke RS Menganti, lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Di sana dokter menyatakan korban buta permanen. Tak terima, ayah korban lalu mendatangi sekolah. Dia meminta pertanggungjawaban. 

Orang tua korban meminta pihak sekolah agar mencari siapa pelakunya. Ia meminta pihak sekolah memberikan rekaman CCTV, namun tidak diberikan. Orang tua korban lalu melaporkan itu ke Markas Kepolisian Sektor Menganti dan terkesan mandek. Polisi lalu bergerak setelah kasus ramai.