Kala Ayah Mirna Hujat Reza Indragiri 'Bodoh dan Mabuk'

Edi Darmawan Salihin
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Bandung - Ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin rupanya masih menyimpan kekesalan yang amat mendalam terhadap Reza Indragiri. Hal itu pun ia luapkan ketika berbincang-bincang bersama Karni Ilyas.

Dalam obrolannya tersebut, Edi mengaku bahwa memang benar ia memberikan sejumlah uang terhadap psikologi forensik, Reza Indragiri. Kabar yang beredar uang tersebut merupakan uang tutup mulut, namun hal itu dibantah oleh Edi.

Edi mengaku ia memberikan uang tersebut setelah dirinya dan Reza Indragiri menjadi narasumber terkait kasus kopi sianida yang menewaskan putrinya, Wayan Mirna Salihin. Mulanya, EDi bertanya kepada Reza terkait alat transportasi yang digunakan oleh Reza. 

"Saya tanya 'Bang naik apa?'. Naik kereta apa naik bus saya nggak tahu, dia rumahnya di Bogor belakang rumah teman saya," kata Edi dalam wawancara eksklusif bersama Karni Ilyas bertajuk 'Jessica Divonis Membunuh Mirna' di tvOne, Jumat, 6 Oktober 2023.

“Kita baiklah. Saya nggak mau musuhan, dianya aja yang mabuk. Nggak tahu tuh dibayar Otto (pengacara Jessia Wongso) apa enggak tuh ngomong begitu,” imbuhnya.

Ayah Wayan Mirna, Edi Darmawan Salihin

Photo :
  • VIVA.co.id

Setelah itu, Edi menyelipkan uang beberapa juta ke kantong celana Reza Indragiri saat mereka kencing.

"Saya (dan) dia kencing, terus saya selipin lah duit berapa juta perak supaya dia bisa pulang, punya uang. Kasihan nih, dia jadi narasumber kan suka dikasih tuh duit kecil-kecil. Kalau saya kan bagiin buat dhuafa," sambungnya.

Dikatakan Edi, uang itu diberikannya kepada Reza agar digunakan sebagai ongkos pulang ke rumahnya di Bogor. Namun, niat Edi justru di salah pahami oleh Reza Indragiri.

Kata Edi, Reza Indragiri malah melaporkan itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah dirinya memberikan uang. Edi mengaku dirinya dilaporkan terkait dengan dugaan suap.

"Dia lari ke KPK, KPK kan orang teman saya di situ. Dia (teman Edi) telepon, 'Ed, lu ngasih duit ke siapa itu?’ Katanya, saya nyuap 3.000 perak, 3 juta perak. Kan di situ (KPK) paling dikit (laporan suap) Rp1 miliar dan harus merugikan negara. Emang dia siapa? He is nobody, dia cuma komentar-komentator begitu," jelasnya.

Saat itu, KPK menyarankan Reza Indragiri untuk melaporkan ke pihak kepolisian. Setibanya Reza di kantor polisi di wilayah Palmerah, salah satu anggota kepolisian pun melapor ke Edi.

"Ke polisi, ya tahu sendiri Palmerah kenapa, 'Lo dikasih ongkos kali' (ucapan polisi ke Reza). Dia telepon saya tuh polisi, 'Pak Edi, itu dia bilang katanya nyogok, buat apa sih? Orang kayak gitu modelnya ngomongnya aja ngaco, kayak orang pinter begitu'," ucap Edi menirukan obrolannya dengan anggota polisi.

Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel

Photo :
  • Viva.co.id

"'Enggak, gua kasih dia uang buat kasih ongkos pulang, rumahnya Bogor jauh'. 'Oh gitu ya, ya sudah deh, nanti gue yang ngatur'. Malah duitnya diambil, selesai lo, pulang tangan kosong, si goblok itu," sambung Edi.