Anies Baswedan Gagal Jadi Pembicara di UGM, Panitia: Ada Pihak yang Menghalangi
- Viva.co.id
VIVA Bandung – Anies Baswedan batal menjadi pembicara diskusi di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat, 17 November 2023. Diskusi tersebut mengangkat tema 'Finding The Justice Governance Path for the Development of Indonesia: Jakarta Kota Kolaborasi as a Pioneer of Sharing City in Indonesia' yang digelar di Auditorium MM UGM.
Panitia acara mengklaim, pembatalan Anies sebagai pembicara dikarenakan adanya larangan dari pihak UGM. Larangan tersebut disertai ancaman akan membubarkan diskusi jika Anies tetap hadir.
Public Affairs Bersama Indonesia, Muhammad Khalid, mengatakan bahwa acara tersebut telah direncanakan sejak dua minggu sebelumnya. Pihak panitia telah sepakat dengan Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (MM FEB) UGM untuk meminjam auditorium.
Pada H-2 acara, panitia menyebarkan selebaran acara yang berisi nama-nama pembicara, termasuk Anies Baswedan. Namun, H-1 acara, panitia menerima pesan dari pihak pengelola auditorium yang berisikan larangan untuk menghadirkan Anies sebagai pembicara.
Pesan tersebut berisikan bahwa jika panitia tetap menghadirkan Anies, maka acara akan dibubarkan. Panitia acara pun sempat menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan mimbar akademik dan bukan kampanye politik. Namun, penjelasan tersebut tidak mengubah keputusan pihak UGM.
"Ada redaksi bahwa apabila tetap memaksakan seperti itu akan ada yang menertibkan atau bahasa sederhananya dibubarkan," kata Khalid, Jumat 17 November 2023.
Khalid juga sempat menunjukkan percakapannya dengan sosok bernama Pak Wija, yang dinamainya sebagai Rektorat. Tangkapan layar percakapan keduanya ini beredar pula di media sosial X.
Khalid menyampaikan, usai ada larangan itu pihaknya sempat menjelaskan jika acara diskusi publik yang akan dihadiri Anies ini bukanlah kampanye politik. Tetapi agenda itu merupakan mimbar akademik.
"Meskipun kami sudah menjelaskan sejak awal bahwa acara ini pure mimbar akademik. Tidak ada endorse politik, kampanye politik, mobilisasi massa maupun atribut politik," ungkap Khalid.
Khalid menjabarkan, selain tidak boleh menghadirkan Anies sebagai pembicara, spanduk acara berukuran besar yang ada gambar Anies sebagai salah satu pembicara juga dilarang dipasang.
Pihak UGM menilai bahwa Anies merupakan tokoh yang lekat dengan unsur politik. Oleh karena itu, kehadirannya dalam acara diskusi tersebut dinilai dapat menimbulkan polemik.
"Rekomendasinya (dari Rektorat UGM), tidak menyarankan kehadiran tokoh ini yaitu Bapak Anies Baswedan karena dianggap lekat dengan unsur-unsur politis," tegas Khalid.
Khalid menambahkan pihak panitia telah menerangkan kehadiran Anies dirasa cocok karena tema diskusi adalah 'Finding The Justice Governance Path for the Development of Indonesia: Jakarta Kota Kolaborasi as a Pioneer of Sharing City in Indonesia'.
"Jadi kita mengangkat praktik baik di Jakarta pada masa Anies Baswedan dulu adalah salah satu ide jangka panjang di masa depan yang desainnya itu akan didiskusikan dan diafirmasi oleh berbagai background juga," terang Khalid.
"Ada praktisi juga (jadi pembicara diskusi). Jadi tujuan utamanya tentu saja itu, kehadiran Pak Anies sebagai tokoh Mantan Gubernur Jakarta. dulu yang memberikan legacy itu di Jakarta adalah satu nilai tambah," imbuh Khalid.
Akibat larangan tersebut, panitia acara pun mengganti Anies Baswedan dengan Thomas Trikasih Lembong. Thomas Lembong merupakan mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia yang menjadi pembicara virtual dalam diskusi tersebut.