Profil Hercules, Mantan Preman yang Kini Ditunjuk Anies Baswedan Jadi Tenaga Ahli
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Bandung – Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan nama Rosario de Marshal alias Hercules. Orang ini, yang lahir di Ainaro, Timor Leste, memiliki rekam jejak yang tidak biasa.
Akibat serangan di kampung halamannya pada tahun 1978 silam, pria berdarah Timor dan Portugis ini menjadi yatim piatu pada usia 12 tahun. Saat itu juga, ia harus kehilangan satu tangannya. Julukan Hercules berasal dari hujan hara yang terjadi di Timor pada tahun tersebut.
Rosario ditugaskan sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) di korps baret merah yang beroperasi di Timor Timur. Rosario menggunakan nama sandi dalam komunikasi radio ABRI.
1. Latar Belakang Nama Hercules
Dia diberi nama seperti Hercules, jagoan Yunani Kuno. Sulit bagi banyak pihak untuk menolak panggilan itu. Sebab, laki-laki ini sangat dihormati karena kekuatannya, seperti Hercules yang kuat dalam mitologi Yunani.
Singkatnya, Mayjen (Purn) TNI Zacky Anwar Makarim, paman dari Mendikbud Nadiem Makarim, yang saat itu tergabung dalam korps baret merah, adalah yang merekrutnya.
Menurut Helene van Klinken, penulis buku Anak-anak Tim-Tim Indonesia, Zacky Makarim lah yang membawa Hercules ke Jakarta.
2. Sempat Sukses di Tanah Abang
Sulit baginya untuk bertahan hidup saat tiba di Jakarta. Kemudian, Hercules terjerumus ke lembah hitam. Dia pindah ke Jakarta karena kehidupan yang sulit setelah perang di kampung halamannya.
Banyak media menggambarkan Hercules sebagai seorang preman yang sangat kuat di Tanah Abang, tepatnya pada 1980-an.
Dia mengatakan dia telah mengalami banyak luka selama menjadi preman. Mulai dari luka tembak hingga bacokan yang pernah ia alami,
Namun, dia tidak meninggal karena luka-luka tersebut, yang membuat Hercules semakin takut karena dia dianggap tidak dapat dibunuh oleh senjata.
3. Dipercaya Anies Baswedan Jadi Tenaga Ahli
Dia mengalami kesulitan hidup saat tiba di Jakarta. Kemudian, Hercules jatuh ke lembah hitam. Dia pindah ke Jakarta karena kehidupan keras setelah perang di kota asalnya.
Banyak media menggambarkan Hercules sebagai pemimpin preman Tanah Abang pada 1980-an.
Ia mengatakan bahwa ia telah mengalami berbagai jenis luka selama menjadi preman. Mulai dari bacokan yang pernah ia alami hingga luka tembak,
Namun, dia tidak meninggal karena luka-luka tersebut, yang membuat Hercules semakin takut karena dia dianggap tidak dapat melawan senjata.
Lantaran ulah koboynya bak gangster itu, Hercules pun pernah merasakan keluar masuk penjara. Masa kejayaan Hercules di Tanah Abang berakhir pada 1996, yang mana rivalnya kelompok jago Betawi yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing, merebut kekuasaan dari tangan kelompok Hercules.
Hercules akhirnya mengumumkan bahwa dia telah bertobat dan tidak akan menjadi preman lagi pada tahun 2006. Dia mendirikan organisasi sosial yang disebut Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB).
Ia sekarang ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Pasar Jaya oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Dunia Hercules kembali ke pasar, tetapi dengan "jabatan" yang lebih elit.