Gencatan Senjata 21 Hari Ditawarkan, Netanyahu Tak Bergeming!

Serangan udara Israel di kota Maisara, utara Beirut
Sumber :
  • aljazeera.com

Bandung, VIVA –Amerika Serikat dan Prancis, bersama sejumlah negara Arab dan Eropa, menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon. Usulan ini disampaikan setelah diskusi intensif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah ini diharapkan bisa menjadi peluang untuk memulai perundingan menuju penyelesaian diplomatik.

Gencatan senjata ini akan berlaku di sepanjang Garis Biru, yaitu garis demarkasi antara Lebanon dan Israel. Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan kekhawatirannya, menekankan bahwa perang habis-habisan di Lebanon harus dicegah.

 

Serangan udara Israel di kota Maaysrah, utara Beirut

Photo :
  • aljazeera.com

 

"Kepada semua pihak, hentikan pembunuhan dan penghancuran," seru Guterres, sekretaris jendral PBB. Selain AS dan Prancis, negara-negara seperti Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Jepang, dan Jerman juga mendukung seruan ini.

Namun, hingga kini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memberikan tanggapan terhadap usulan tersebut. Dalam pernyataan di akun X resminya, kantor Netanyahu membantah berita tentang gencatan senjata. Netanyahu justru memerintahkan pasukan Israel untuk terus melancarkan serangan dengan kekuatan penuh.

Sementara itu, di sisi Lebanon, Al Jazeera melaporkan bahwa tidak ada kepercayaan bahwa AS mampu menekan Israel untuk menghentikan serangan. Banyak pihak di Lebanon meragukan peran AS sebagai perantara yang netral, mengingat dukungan militer besar-besaran Washington terhadap Israel.

Dalam situasi yang semakin genting ini, Israel melanjutkan serangan udaranya ke Lebanon, yang mengakibatkan sedikitnya 72 orang tewas. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa total korban tewas akibat pemboman Israel telah melampaui 620 orang, dan sekitar 500.000 orang terpaksa mengungsi.

Meskipun ada dorongan kuat dari komunitas internasional untuk gencatan senjata, baik Israel maupun Hizbullah tampaknya belum menunjukkan niat untuk menerimanya. Al Jazeera menyebutkan bahwa untuk mencapai gencatan senjata yang efektif, diperlukan tekanan yang lebih besar dari pihak AS terhadap Israel.

(Sumber: Al Jazeera)