Kasus Bullying Bocah Tasikmalaya Naik Sidik, Polisi Periksa Saksi Ahli

Ilustrari korban bullying
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengungkapkan kasus kematian bocah 11 tahun di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya akibat bullying naik ke tahap penyidikan. Saat ini pihaknya tengah mendalami kasus tersebut dengan memeriksa saksi ahli.

"Sudah naik sidik dan rencana akan memanggil saksi ahli," ujar Ibrahim kepada VIVA Bandung, Senin, 25 Juli 2022.

"Rencana masih satu orang (saksi). Pemanggilan hari Rabu (27 Juli 2022)," lanjutnya.

Seperti diketahui, bocah berinisial F (11) yang masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar (SD) meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SMC Tasimalaya usai mengalami depresi.

Bocah F depresi setelah menjadi korban perundungan atau bullying dari teman-temannya hingga dipaksa menyetubuhi seekor kucing.

 

Ilustrasi

Photo :
  • -

 

Mirisnya, saat korban menyetubuhi kucing itu direkam dan disebarluaskan oleh teman-temannya hingga korban mengalami depresi berat.

Sebelumnya, pihak kepolisian sudah memeriksa 15 saksi yang diduga mengetahui peristiwa tersebut, termasuk keluarga korban.

"Kita sudah lakukan pemeriksaan terhadap 15 orang saksi. Semua (pemeriksaan), termasuk itu (keterlibatan orang dewasa), akan kita lakukan pemeriksaan," ujar Ibrahim.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan, kasus bullying tersebut terjadi pada akhir bulan Juni lalu.

"Awalnya kami mendapat informasi video viral bahwa anak menyetubuhi kucing. Setelah kami lakukan pendalaman, ternyata betul yang ada di video itu ada di suatu tempat di Tasikmalaya. Kemudian, kita mencoba mendalami, kita mendapatkan bahwa video itu dibuat pada bulan juni akhir," kata Ato Rinanto.

 

KPAI Tasikmalaya laporkan dugaan perundungan

Photo :
  • VIVA / Diki Hidayat

 

Menurut Ato, akibat dari depresi berat itu, korban mengalami penurunan psikis hingga akhirnya pada hari, Jum'at pekan lalu dilarikan ke RSUD SMC Tasikmalaya. Namun, anak malang itu nyawanya tak bisa terselamatkan, meninggal dunia pada Minggu, 17 Juli 2022.

"Jadi kronologisnya ada anak 11 tahun kelas lima SD, berinisial F untuk menyetubuhi kucing. Kemudian dalam peristiwa itu direkam dan disebarkan. Efek dari disebarkannya itu, kemudian kami menduga anak itu mengalami depresi berat. Sampai pada hari Jum'at kemarin, dibawa ke rumah sakit SMC Singaparna. Sampai pada akhirnya, informasi yang kami dapatkan pada malam Senin kemarin meninggal," ucap Ato.