Gagas Nusantara Apresiasi Produksi Avtur Ramah Lingkungan Pertamina
- Dokumentasi Pribadi
VIVA Bandung – Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, menyampaikan apresiasi terhadap langkah inovatif PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dalam memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah. Menurutnya, inisiatif ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon secara signifikan, tetapi juga menjadi bukti bahwa Pertamina mampu menguasai teknologi maju di bidang energi terbarukan.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Pertamina, khususnya Kilang Pertamina Internasional, dalam memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku SAF. Ini adalah langkah strategis yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung pemberdayaan masyarakat melalui program community development,” ujar Romadhon, Kamis (9/1/2025).
Pionir Produksi SAF Berbasis Minyak Jelantah
Romadhon memuji keberhasilan Kilang Cilacap dalam meraih Sertifikasi Keberlanjutan dan Karbon Internasional Uni Eropa (ISCC) untuk SAF berbahan baku minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO). Sertifikasi ini memastikan bahwa produk Pertamina memenuhi standar keberlanjutan global dan dapat bersaing di pasar internasional.
“SAF yang dihasilkan Pertamina menunjukkan emisi karbon yang lebih rendah hingga 90 persen dibandingkan bahan bakar avtur konvensional. Ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam mendukung energi terbarukan, tetapi juga menjadi bukti bahwa kita mampu menghasilkan inovasi kelas dunia,” jelasnya.
Kontribusi bagi Lingkungan dan Ekonomi
Program ini, menurut Romadhon, juga membuka peluang bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam pengumpulan minyak jelantah, yang sebelumnya sering dianggap limbah tidak berguna.
“Dengan program ini, masyarakat tidak hanya membantu mengurangi limbah domestik tetapi juga dapat mendapatkan nilai ekonomi dari pengumpulan minyak jelantah. Ini adalah contoh nyata sinergi antara inovasi teknologi, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan komunitas,” tambahnya.
Pengembangan Teknologi Lokal
Romadhon juga memberikan apresiasi terhadap penggunaan katalis hasil pengembangan engineer dan R&D Pertamina yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini, menurutnya, membuktikan bahwa Indonesia mampu mengembangkan teknologi tinggi secara mandiri.
“Penguasaan teknologi oleh engineer Indonesia, khususnya dalam pengembangan katalis untuk SAF, adalah kebanggaan nasional. Ini menunjukkan bahwa SDM kita mampu bersaing di tingkat global dan memberikan solusi inovatif untuk energi masa depan,” ucapnya.
Sebagai institusi yang mendorong inovasi di sektor energi dan pemberdayaan masyarakat, Gagas Nusantara mendukung penuh langkah KPI dalam memproduksi SAF berbasis minyak jelantah. Romadhon berharap langkah ini dapat terus dikembangkan dan menjadi model bagi pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia.
“Kami mendorong agar inovasi ini terus dikembangkan, tidak hanya di Kilang Cilacap tetapi juga di kilang-kilang lain. Produksi SAF berbasis minyak jelantah ini adalah langkah penting dalam transisi energi bersih dan kemandirian energi nasional,” tutupnya.
Produksi SAF dari minyak jelantah oleh KPI merupakan langkah strategis yang tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Dengan dukungan teknologi lokal, Pertamina sekali lagi membuktikan bahwa inovasi energi terbarukan di Indonesia dapat bersaing di tingkat global. Gagas Nusantara mengapresiasi penuh inisiatif ini sebagai solusi nyata menuju masa depan energi yang lebih hijau.