Dampak Menikah Muda yang Jarang Diketahui untuk Kesehatan Reproduksi

Ilustrasi pernikahan
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang cukup umum di Indonesia.

Meski secara biologis seorang perempuan sudah bisa hamil sejak mengalami menstruasi pertama, namun hal ini tidak berarti tubuhnya sudah siap untuk mengandung dan melahirkan.

Dokter dari RSIA Sayyidah, Dr. Fitriana Mahawati Nuryadi, Sp.OG, MARS, menjelaskan bahwa usia ideal untuk hamil adalah 20 tahun ke atas.

"Semenjak wanita itu menstruasi berarti dia sebenarnya sudah bisa hamil, namun ketika kehamilan terjadi, faktor resiko yang terjadi jadi makin banyak," jelasnya dalam Channel Youtube Bincang Sehati.

Beberapa risiko kesehatan yang mengintai kehamilan di bawah usia 20 tahun antara lain:

Pertama, risiko preeklamsia atau keracunan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.

Kedua, tingginya angka kelahiran prematur. Bayi yang lahir sebelum waktunya berisiko mengalami berbagai komplikasi kesehatan.

Ketiga, meningkatnya risiko kematian janin dalam kandungan karena organ reproduksi yang belum siap sempurna untuk menopang pertumbuhan janin.

Yang tidak kalah penting adalah faktor psikososial. Dr. Fitriana menekankan bahwa ibu muda seringkali belum siap secara mental untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.

"Psikisnya biasanya belum siap untuk menerima kehamilan itu, akhirnya bisa mudah terjadi postpartum blues," ungkap dr. Fitriana dalam Channel Youtube Bincang Sehati.

Postpartum blues atau baby blues syndrome adalah kondisi depresi pasca melahirkan yang bisa sangat mempengaruhi kesehatan mental ibu dan hubungan dengan bayinya.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu-ibu muda yang belum siap mental menghadapi tanggung jawab baru sebagai orangtua.

Selain itu, kehamilan di usia muda juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Ketidaksiapan mental dan emosional ibu bisa berdampak pada pola asuh dan kedekatan dengan anak.

Meski demikian, bukan berarti semua kehamilan di bawah usia 20 tahun pasti bermasalah. Dengan pemeriksaan rutin, asupan gizi seimbang, dan dukungan keluarga yang optimal, risiko-risiko tersebut bisa diminimalisir.****