Gegara Masalah Sepele Santri Gontor Dianiaya hingga Tewas
- tvonenews
Bandung – Kapolres Ponorogo Ajun Komisaris Besar Polisi Catur Cahyono Wibowo mengatakan bahwa pihaknya sudah mengantungi terduga penganiaya AM (17), santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Gontor, Ponorogo hingga tewas. Penyelidik juga mulai menemukan titik terang terkait motif para terduga pelaku menganiaya korban.
Catur menerangkan, korban dianiaya ketika mengikuti kegiatan Pramuka di kompleks Pesantren Gontor. Masalahnya pun sepele, lantaran korban kekurangan peralatan kegiatan tersebut.
"Motifnya untuk sementara karena salah paham terkait kekurangan peralatan (kegiatan Pramuka)," kata Catur kepada wartawan usai olah TKP di Pesantren Gontor, Jawa Timur pada Selasa, 6 September 2022.
Setelah dianiaya, korban yang tidak berdaya kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit itulah korban kemudian mengembuskan napas terakhir pada Senin, 22 Agustus 2022. Saat prarekonstruksi yang memeragakan 50 adegan, rumah sakit juga menjadi tempat prarekonstruksi selain kompleks Pesantren Gontor.
Sebelumnya dia menjelaskan, penyelidik sudah mengantungi identitas terduga penganiaya AM. Jumlah terduga lebih dari satu orang.
"Polres mengantongi terduga pelaku penganiaya dan kita melengkapi proses penyelidikan ini secara sempurna," kata Catur.
Peristiwa ini diketahui luas usai akun Instagram Hotman Paris menggungah video saat menerima pengaduan dari perempuan bernama Soimah tentang anaknya AM yang meninggal dunia diduga karena dianiaya di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kepolisian setempat pun merespons itu kendati belum menerima laporan secara resmi dari pihak korban.
Dalam video berdurasi 3 menit 22 detik yang diunggah Hotman Paris itu, terlihat Soimah menangis sambil menceritakan kematian anaknya. Dia mengatakan anaknya dipulangkan pihak pesantren dan sudah dimakamkan pada 22 Agustus 2022 lalu. Warga Palembang itu mengadu ke Hotman karena menilai ada kejanggalan pada kematian anaknya.
Anggota keluarga korban yang lain menceritakan, darah keluar dari jasad anaknya. Kendati kain kafan sudah diganti berkali-kali, darah itu tetap mengucur.
Pihak Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur kemudian meminta maaf kepada pihak keluarga atas meninggalnya santri asal Palembang diduga karena dianiaya sesama santri di sana. Pihak pesantren mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya terkait peristiwa tak diinginkan tersebut.
"Pertama, kami keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor dengan ini memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besamya atas wafatnya Almarhum Ananda AM, khususnya kepada orang tua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan," tulis juru bicara Pondok Pesantren Darussalam Gontor Noor Syahid dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 5 September 2022.
Pihak pesantren juga meminta maaf apabila saat mengantar jenazah AM tidak menjelaskan secara terbuka dan rinci soal penyebab meninggalnya almarhum.
"Kami juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga almarhum, jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata dia.