Ditanya Tarif Ceramah, Ustaz Solmed: Ilmu Itu Mahal
- Istimewa
Bandung –Ketika seseorang mengundang Ustaz Solmed untuk berceramah, dia tampaknya menyinggung tarif.
Hal ini diungkapkan ketika Ustaz Solmed menjadi bintang tamu dalam kanal YouTube Reyben Entertainment akhir Januari 2024 lalu.
“Ditarif enggak Ustaz kalau ceramah?" tanya Rey Utami dalam kesempatan tersebut.
Ustaz Solmed, bagaimanapun, menolak untuk memasang tarif ketika dia ditanyai tentang hal itu.
Meskipun demikian, ia mengklaim bahwa ia menerima kompensasi yang cukup untuk ceramahnya.
"Saya tidak pernah mentarif, tapi yakinlah saya dibayar," aku Ustaz Solmed.
Ustaz Solmed mengatakan bahwa dia selalu menyerahkan urusan bayaran tersebut kepada pihak yang mengundang.
Sehingga, ia tidak memiliki tarif pasti untuk satu kali ceramah.
"Jadi misalnya kita mau ada selametan atau apa. 'Ustaz mau undang atau ceramah sekitar setengah jam lah'. Itu gimana?" tanya Rey Utami.
Ustaz Solmed kemudian membandingkan dengan teknis yang dijalankan oleh pihak Rey Utami ketika ingin mengundang dirinya sebagai bintang tamu.
Saat melihat tim Rey Utami menawarkan tarif, ia tidak melakukan negosiasi.
“Rey udah ngalamin pasti saat timnya nelepon saya. 'Ustaz ini buat YouTube-nya Rey. Mau enggak?'. 'Mau'. 'Tapi maaf nih cuma ada segini'. Oh ya sudah," jelasnya.
Ia memberi tahu kami bahwa dia selalu menerapkan prinsip yang dikenal sebagai "bijak sana, bijak sini" ketika ada pihak yang mengundangnya. Ia menyatakan bahwa itu bukanlah tarif.
"Ada istilah saya, bijak sana bijak sini. Bijak sana artinya ke pengundang. Kan nanya tuh biasanya, 'Berapa?'. Ya saya tanya balik, 'Lu maunya berapa?'. Baru bijak sini, 'Oke, deal'," terangnya.
"Itu kan bukan menarif. Tapi itu orang berani memberikan sesuatu dan mereka ikhlas. Kalau enggak ikhlas ya enggak jadi, ngapain. Kan ikhlas kan makanya kemudian dia memberikan hadiah kepada saya," jelasnya lagi.
Selain itu, dia percaya bahwa ia tidak menjual ilmu dengan menerima uang saat ceramah. Menurut Ustaz Solmed, uang itu adalah kompensasi atas kelelahan, bukan karena ilmu yang diberikan.
"Orang bilang, 'Lu jual ilmu'. No, ilmu terlalu mahal untuk dijualbelikan. 'Tapi lu diundang, dibayar'. Lu bukan bayar ilmu gue. Lu bayar capek gue," katanya.
"Dari Jakarta ke mana, gue ninggalin anak, gue ninggalin bini. Keringet keluar, bensin keluar, gue bayar sopir. Lu bayar itu," terangnya.