Peneliti: Manusia Bisa Berbicara hingga Memahami Perasaan Hewan
- Humas Bandung
Hasilnya nanti akan terungkap suara itu merujuk ke konteks negatif atau sebaliknya. Sampel suara manusia didapatkan dari 1.024 peserta dari 48 negara dengan mendengarkan suara masing-masing pasangan secara online.
Sementara untuk binatang, peserta disuguhkan empat pasang vokalisasi. Tiap dua pasangan diminta menilai intensitas emosional dari suara sebagai tinggi atau rendah, sedangkan dua pasangan lain menilai apakah emosi yang dikeluarkan positif atau negatif.
Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan peserta dengan benar menilai intensitas emosi subjek 54,1 persen dan 55,3 persen dari intensitas suara. Manusia rupanya cenderung lebih baik mengenal spesies domestik dibandingkan yang liar.
Peringkat tertinggi diduduki oleh babi dan kuda dengan persentase 59 persen dan 58 persen. Hal tersebut menurut Briefer disebabkan peserta lebih sering berhubungan dengan kedua binatang tersebut.
Selain itu, mereka juga lebih familiar dengan suara meringkik dari kuda. "Jika kami membawa penelitian ini lebih lanjut, kemungkinan besar kami dengan mudah dapat melatih orang untuk mengenali suara," katanya.
Kendati demikian, para ilmuwan atau pemilik binatang kini tak hanya berfokus pada kesehatan fisik untuk menilai kesejahteraan hewan tapi juga melalui emosinya.(dra)