Jenis Alat Kontrasepsi yang Bisa Picu Kelainan Kulit
- Pixabay
BANDUNG – Melasma merupakan salah satu kelainan kulit yang ditandai dengan kelainan pigmentasi. Pigmentasi tersebut berwarna cokelat muda sampai cokelat tua yang kerap menganggu penampilan, namun juga berbahaya bagi tubuh lantaran bisa dipicu oleh hal sederhana seperti skincare atau alat kontrasepsi.
Melasma biasanya terjadi pada wajah perempuan, seperti pipi, hidung, dan dahi. Meski begitu, teksturnya sendiri masih sangat mirip dengan kulit sehat pada umumnya, dengan bentuk yang cukup mencolok.
"Melasma berupa bercak yang tidak timbul, jadi kalau dipegang sebenarnya teksturnya sama seperti tekstur kulit di sekitarnya. Plak berwarna cokelat muda sampai cokelat tua dan umumnya ditemukannya simetris, pipi kanan dan pipi kiri,” ujar Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk, dr. Della Sulamita, dalam keterangan persnya.
Melasma disebabkan oleh beberapa faktor, namun belum jelas mana yang menjadi penyebab utamanya. Mulai dari faktor genetik, penggunaan KB hormonal, faktor kehamilan, hormon, penyakit endokrin, bisa juga karena paparan sinar UV atau matahari. Selain itu, penggunaan produk skincare bisa menyebabkan melasma, tergantung pada reaksi kulit masing-masing orang.
"Berdasarkan penelitian memang ada beberapa agen yang bisa mencetuskan melasma, seperti benzophenone, cetrimide, gallate mix, dan lainnya. Tapi sampai sekarang penggunaan produk-produk tersebut sudah jarang kita temui di kosmetik maupun skincare di Indonesia," tutur dr. Della.
Melasma tidak berbahaya, secara fisik, tetapi dapat berdampak emosional. Beberapa orang mungkin merasa malu untuk membiarkan orang lain melihat kondisi kulitnya. Untungnya, melasma biasanya memudar setelah sekitar tiga bulan.
Kemudian, kata dr. Della, ada beragam tipe melasma, salah satunya pada area central wajah yang ditemukan bawah mata sampai atas dahi. Ada juga tipe malar, dan area mandibula yaitu area rahang. Melasma seringkali terjadi pada masyarakat dengan warna kulit sawo matang.