Tips Dokter Cegah Anak Terjangkit Hepatitis Akut Secara Dini
- VIVA.co.id
BANDUNG - Penyakit Hepatitis akut misterius tengah mengancam di berbagai Negara termasuk di Indonesia mengintai anak - anak. Di Inggris, kasusnya cenderung menjangkit anak usia lima tahun dan di bawah 10 tahun hingga memicu kekhawatiran orangtua.
Ketua UKK Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Muzal Kazim SpA(K), menilai, gejala hepatitis akut kerap terjadi pada saluran pencernaan berupa diare, muntah, mual dan sakit perut. Serupa dengan kondisi anak yang mengalami mencret atau muntaber. Maka, pertolongan pertama di rumah juga tak jauh berbeda.
"Secara umum pada anak dengan diare dan muntah. Pertama jika ada demam, bisa berikan obat penurunan demam parasetamol. Kalau muntah cukup sering, bisa diberikan obat untuk anti-muntah," ujarnya dilansir dari VIVA.co.id, Sabtu 7 Mei 2022.
Para orangtua diimbau mempersiapkan dua jenis obat tersebut agar kondisi anak bisa diatasi secara dini. Tidak hanya itu, ianjurkan juga untuk tetap menghidrasi tubuh anak dengan minum sedikit demi sedikit dan jangan biarkan tubuh anak tanpa cairan dalam waktu lama.
"Tetap cairan agar tidak dehidrasi. Walau muntah berikan air sedikit-sedikit. Muntah dengan pemberian 1 sendok, beri jeda dulu untuk berikan air. Jangan puasakan dalam waktu lama. Justru tetap berikan karena kadang disertai diare juga, jadi makin mudah terjadi dehidrasi," katanya.
Kemudian, para orangtua disarankan tak mengonsumsi makanan yang merangsang mual. Dokter Muzal menerangkan, sebaiknya anak diberi jenis makanan yang membuatnya menjadi nafsu makan.
"Makanan-makanan tertentu yang merangsang mual dan muntah seperti mi instan. Kadang menyebabkan mual mutnah. Makanan-makanan pedas, banyak bumbu sering sebabkan mual dan muntah. Makanan manis dianjurkan. Tapi secara umum tidak ada pantangan," katanya.
Terkait vaksin, dokter Muzal menilai untuk penyakit baru ini belum ditemukan vaksin yang sesuai. Meski begitu, vaksinasi hepatitis jenis lain seperti B dan C bisa diberikan sesuai jadwal sebagai penangkal virus hepatitis tersebut.
"Vaksin hepatitis B yang diberikan sesuai jadwal mulai dari bayi baru lahir diulang sesuai rekomendasi. Hepatitis A ada vaksinnya mulai 1 tahun dan ulang lagi sampai 2 kali. Itu baru itu. Untuk hepatitis C,D, dan E belum. Apalagi kalau sekarang yang non-ABCDE, ya vaksin belum diketahui," katanya.
Apabila anak sudah terlihat tanda kulit berubah kuning mendadak, maka segera minta bantuan ke rumah sakit. Jika diabaikan, gejalanya bisa memberat yang membuat si kecil tak nafsu makan. Akan makin berbahaya jika penurunan kesadaran terjadi yang bisa saja berarti organ hati sudah gagal fungsi.
"Kalau butuh transplantasi hati, berarti ada gagal hati. Kewaspadaan kita sedini mungkin kalau dapat kasus belum sampai gagal hati, hepatitis akut berat, bisa lakukan banyak hal. Kalau sudah datang dalam keadaan berat apalagi sudah gagal hati, sulit," terangnya. (ads)