Ini Fakta Pahlawan Perempuan Rasuna Said yang Tampil di Google Doodle
- U-Report
Bandung – Tepat 14 November merupakan hari lahirnya salah satu Pahlawan Nasional yaitu Rasuna Said. Google Doodle merayakan ulang tahunya ke 122. Ia terkenal dengan membela hak-hak perempuan.
Rasuna Said merupakan salah satu perempuan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu juga ia selalu menggerakan hak-hak perempuan, seorang guru serta merupakan seorang jurnalis.
Rasuna Said menjadi perempuan kesembilan yang mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintahan Indonesia. Itu semua atas jasa dan perannya yang sangat besar kepada Indonesia. Berikut beberapa fakta Rasuna Said seperti dilansir dari berbagai sumber, sebagai berikut:
1. Profil Rasuna Said
Memiliki nama lengkap Rangkayo Rasuna Said, ia lahir pada 14 September 1910 serta wafat pada 2 November 1965. Ia merupakan seorang pejuang kemerdekan dan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dari pemerintahan Indonesia. Seperti halnya Kartini yang selalu memperjuangkan persamaan hak antara pria dan perempuan. Rasuna Said dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
2. Kehidupan Rasuna Said
Rasuna Said lahir di Desa Panyinggahan, Maninjau Kabupaten Agam, Sumatera barat. Dia merupakan keturunan asli dari keluarga bangsawan Minang. Sementara Ayahnya bernama Muhammad Said yang merupakan seorang saudagar dari Minangkabau dan aktivis pergerakan.
Pada 1929, Rasuna Said melakukan pernikahan dengan Duski Samad, namun orang tuanya tidak merestui hubungannya. Pernikahannya pun hanya bertahan satu tahun. Namun Rasuna Said memiliki satu orang putri. Setelah bercerai ia menikah lagi dengan Bariun AS.
3. Meninggal Karena Kanker
Rasuna Said meninggal pada 2 November 1965 ketika usianya masih 55 tahun. Ia meninggal karena masalah penyakit kanker darah yang menyerah tubuhnya. Wafatnya Rasuna Said meninggalkan satu orang putri dan enam cucu. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pada 13 November 1974, berdasarkan surat keputusan Presiden, ia mendapatkan gelar pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekan oleh Presiden Soeharto.
4. Seorang Jurnalis
Pada 1935, Rasuna Said pernah menjadi pemimpin Redaksi di salah satu majalah. Namun Manjalan yang dipimpin oleh Rasuna Said dikenal radikal oleh polisi rahasia Belanda. Atas tulisan-tulisan yang tajamnya, yang pada waktu itu masih di jajah oleh Belanda, sehingga polisi Belanda mempersulit bergerakan Rasuna Said bersama kawan-kawannya.
Tahun 1937, Rasuna Said pindah ke Medan dan mendirikan perguruan putri, bertujuan untuk menyebarkan gagasan-gagasan serta membuat koran mingguan bernama Menara Poetri. Koran ini banyak berbicara soal perempuan. Meski begitu, sasaran pokoknya adalah memasukkan kesadaran pergerakan, yaitu antikolonialisme, di tengah-tengah kaum perempuan.
5. Kehidupan Setelah Indonesia Merdeka
Setelah Indonesia dinyatakan merdeka pada 1945. Rasuna Said aktif di Bidang Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Ia juga duduk di Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumatera Barat. Kemudian Rasuna Said diangkat menjadi Dewan Perwakilan Rakyat.
Rasuna Said juga ditunjuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekret Presiden 5 Juli 1959 sampai ia meninggal.(dra)