Cek Fakta: Asteroid Bakal Tabrak Bumi pada 22 Oktober 2022
- Pixabay
BANDUNG – Media sosial tengah digemparkan dengan simpang siurnya kabar akan ada asteroid yang menabrak Bumi pada Sabtu besok, 22 Oktober 2022. Ledakan besar itu bahkan menyebabkan cuaca ekstrem dan tsunami.
Lalu, bagaimana faktanya? Menurut penjelasan dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang membenarkan bahwa akan ada asteroid yang melintas pada waktu tersebut.
Namun asteroid 2022 RB5 hanya akan melintas di dekat Bumi, bukan menabrak atau jatuh ke Bumi. Saat itu jaraknya 5 juta kilometer dari Bumi dengan laju kecepatan 19.152 km/jam.
"Asteroid mempunyai ukuran 86 hingga 190 meter atau hampir dua kali ukuran Gelora Bung Karno (GBK). Karena tidak jatuh atau menabrak Bumi, ini tidak berbahaya bagi Bumi," ujarnya, dikutip dari Instagram @brin_indonesia, Senin, 17 Oktober 2022.
Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) akan menandai setiap objek luar angkasa yang berada dalam jarak 120 juta mil (193 juta km) dari Bumi sebagai 'objek dekat Bumi' dan objek yang bergerak cepat dalam jarak 4,65 juta mil (7,5 juta km), yang dikategorikan 'berpotensi berbahaya'.
Setelah objek ditandai, para astronom memantaunya dengan cermat, mencari penyimpangan dari lintasan yang diprediksi, yang dapat menempatkan mereka pada jalur tabrakan yang menghancurkan Bumi.
NASA mengetahui lokasi dan orbit dari sekitar 28.000 asteroid, yang dipetakannya dengan Sistem Peringatan Terakhir (ATLAS).
Sejak sistem tersebut beroperasi pada 2017, ATLAS telah mendeteksi lebih dari 700 asteroid dekat Bumi dan 66 komet.
Dua asteroid yang terdeteksi oleh ATLAS adalah 2019 MO dan 2018 LA. Dua objek itu benar-benar menabrak Bumi, yang pertama meledak di lepas pantai selatan Puerto Rico dan yang terakhir mendarat di dekat perbatasan Botswana dan Afrika Selatan.
Untungnya, asteroid itu berukuran kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apapun. NASA telah memperkirakan lintasan semua objek dekat Bumi hingga akhir abad ini dan kabar baiknya adalah Bumi tidak menghadapi bahaya dari tabrakan asteroid apokaliptik, setidaknya selama 100 tahun ke depan.(dra)