Gaji Kecil Bikin Gen Z Malas Kerja HR Ungkap Penyebab Sebenarnya
VIVABandung – Rendahnya motivasi kerja Gen Z sering dikaitkan dengan masalah kompensasi. Banyak pekerja muda merasa beban kerja mereka tidak sebanding dengan gaji yang diterima.
Namun, benarkah masalahnya sesederhana itu?
"Fresh graduate tapi mungkin karena merasanya di perguruan tinggi ternama setelah itu ekspektasinya tinggi. Beda dengan gen-gen sebelumnya yang berpikirnya daya juangnya memang lumayan tinggi, mereka pasti pembuktian diri dulu setelah itu baru berging position," jelas Dede, seorang HR Manager dalam podcast youtube Viva.Co.Id
Ekspektasi gaji tinggi tanpa pengalaman menjadi hambatan utama Gen Z di dunia kerja. Para praktisi SDM melihat adanya pergeseran pola pikir yang signifikan antara Gen Z dengan generasi sebelumnya.
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih fokus pada pengembangan diri, Gen Z cenderung memprioritaskan kompensasi finansial di awal karir.
Masalah ini diperparah dengan kemudahan akses informasi yang tidak diimbangi dengan pemahaman konteks.
Banyak Gen Z yang membandingkan gaji mereka dengan standar industri yang beredar di internet, tanpa mempertimbangkan faktor pengalaman dan kemampuan. Akibatnya, terjadi kesenjangan antara ekspektasi dan realitas di dunia kerja.
Gen Z perlu memahami bahwa pengembangan diri dan pengalaman adalah investasi jangka panjang yang akan berbuah pada peningkatan kompensasi di masa depan.
Beberapa perusahaan bahkan mulai menerapkan sistem pengembangan karir yang lebih terstruktur untuk Gen Z. Sistem ini tidak hanya fokus pada kompensasi finansial, tetapi juga pada peningkatan kompetensi dan soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja.****