Tak Perlu Gen Pintar Anak Bisa Jadi Cerdas Kata Dokter Anak

Ilustrasi Tak Perlu Gen Pintar Anak Bisa Jadi Cerdas
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Banyak orang tua percaya kecerdasan anak ditentukan oleh faktor genetik.

Makan Bergizi Gratis Serentak Mulai Januari 2025 di Berbagai Daerah

Namun, dokter spesialis anak Dr. Ria Yoanita, Sp.A membantah anggapan tersebut. Dalam Youtube Nikita Willy Official beliau mengatakan hanya 20% faktor genetik dalam menentukan kecerdasan anak.

"Itu mitos. Sebetulnya anak untuk mencapai kognitif yang spektakuler itu tergantung dari 20% genetik, tapi 80%-nya adalah lingkungan," jelas Dr. Ria. Lingkungan yang dimaksud mencakup beberapa faktor penting. 

Siap Siap! Dana PIP 2025 Cair Hingga 1,8 Juta Rupiah

Pertama adalah nutrisi yang tepat, baik makronutrien maupun mikronutrien. Kedua adalah stimulasi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Ketiga adalah pola asuh yang tepat dari orang tua.

Dr. Ria Yoanita, Sp.A menekankan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan. Pada periode ini, perkembangan otak anak sangat pesat. "Sel-sel otak bertumbuh pesatnya, volumenya juga strukturnya, kemudian fungsinya pun juga pesat di umur ini," ujarnya.

Anak Sering Dapat Ucapan Pemalas dari Orangtua Ini Dampak Buruknya

Untuk mendukung perkembangan kognitif optimal, anak membutuhkan nutrisi penting seperti DHA dan EPA. DHA berperan dalam pertumbuhan sel otak dan pembentukan jaringan yang kompleks. Sementara EPA membantu pembentukan DHA.

Selain nutrisi, sistem imun yang kuat juga berperan penting. "70 sampai 90% sistem imun kita itu berada di saluran cerna," jelas Dr. Ria Yoanita, Sp.A. 

Ilustrasi Tak Perlu Gen Pintar Anak Bisa Jadi Cerdas

Photo :
  • Pinterest

Ketika sistem imun kuat, anak akan lebih aktif mengeksplorasi lingkungan dan menyerap pembelajaran dengan lebih baik.

Orang tua juga perlu memberikan stimulasi yang tepat sesuai usia anak. Stimulasi berlebihan justru dapat membuat anak stres dan kontraproduktif. Dr. Ria menyarankan untuk memulai dari hal sederhana dan bertahap.

Penggunaan gadget untuk stimulasi juga perlu bijak dan selalu dalam pendampingan orang tua. Interaksi dua arah seperti video call dengan keluarga lebih disarankan dibanding membiarkan anak menonton sendiri.****