Kesalahan Fatal Orang Tua yang Bisa Rusak Masa Depan Anak

Ilustrasi Kesalahan Fatal Orang Tua yang Bisa Rusak Masa Depan Anak
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Pola asuh yang tepat sangat penting untuk perkembangan anak. Namun, banyak orang tua tanpa sadar melakukan kesalahan dalam mengasuh anak mereka. 

Ini Dia Fakta Anak ADHD yang Jarang Diketahui Orang Tua

Berdasarkan pengalaman seorang psikolog klinis anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, dalam podcast youtube Mommies Daily ada 10 kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua.

Kesalahan pertama adalah memberikan terlalu banyak aturan. Meskipun tujuannya baik untuk mendisiplinkan anak, aturan yang terlalu banyak bisa membatasi eksplorasi dan kemampuan anak berpendapat. Anak bisa merasa hidupnya terkekang.

Pengusaha Muda Ungkap Tiga Kelemahan Fatal Gen Z Saat Bekerja

Kesalahan kedua terlalu sedikit aturan juga bermasalah. Seperti yang disampaikan Vera dalam podcast, "Kalau enggak ada aturan, anak kita pasti kalau dibawa ke tempat orang lain, orang lain lihat ini anak siapa sih." 

Ia memberi contoh kasus seorang siswa SD yang selalu tertidur di kolong meja karena tidak ada aturan tidur di rumah.

Makan Bergizi Gratis Serentak Mulai Januari 2025 di Berbagai Daerah

Kesalahan ketiga adalah memanjakan anak dengan mengerjakan segalanya untuknya. Vera memberi contoh ekstrim seorang ibu yang mengerjakan PR anaknya dengan tangan kiri agar tulisannya mirip anak-anak. 

Ilustrasi Kesalahan Fatal Orang Tua yang Bisa Rusak Masa Depan Anak

Photo :
  • Pinterest

Meremehkan pemikiran anak menjadi kesalahan keempat. Banyak orang tua langsung mematahkan pendapat anak dengan kalimat "Kamu tahu apa sih?" Hal ini bisa membuat anak merasa pemikirannya tidak dihargai.

Membandingkan anak dengan orang lain adalah kesalahan kelima yang umum terjadi. "Dampaknya negatif ke anak. Anak merasa jadinya nggak akan pernah cukup dirinya," jelas Vera.

Kesalahan lainnya meliputi menyerahkan pengasuhan sepenuhnya kepada orang lain, mematikan emosi anak, terlalu banyak motivasi eksternal, memberikan contoh buruk tanpa sadar, dan menegur anak di depan umum.

Vera menekankan bahwa ekspresi emosi bukanlah tanda kelemahan. "Anak butuh untuk mengekspresikan emosi dan itu sama sekali bukan tanda dia lemah," ujarnya.

Penting bagi orang tua untuk menyeimbangkannya dengan motivasi internal. Mereka perlu memahami nilai intrinsik dari tindakan mereka.****