Mengatasi Anak yang Merasa Tersisih Sejak Kehadiran Adik

Ilustrasi Keluarga
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Perasaan cemburu dan merasa tidak diprioritaskan sering muncul pada anak pertama ketika hadirnya adik baru. Kondisi ini wajar terjadi, namun perlu penanganan tepat dari orangtua.

Rahasia Pola Tidur Bayi Yang Bikin Para Ibu Jadi Zombie

Seperti yang dialami Parenting Speaker & Influencer, Damar Wijayanti dalam podcast Channel Youtube. Anak pertamanya, Embun, pernah menyatakan perasaan tidak diprioritaskan sejak kehadiran adiknya.

"Dia bilang 'enggak apa-apa Bu, adik kan lebih penting dari aku'," ungkap Damar Wijayanti menirukan ucapan anaknya.

Cara Efektif Mendidik Anak Sesuai Zaman Sekarang

Menurut Damar Wijayanti, perasaan ini muncul karena anak melihat pola prioritas dari urutan aktivitas sehari-hari. Misalnya ketika mau main, si adik harus dimandikan dulu.

"Dia ngerasa kayak gitu tuh ngerasa 'oh berarti yang lebih penting itu adalah yang duluan dikerjain'," jelas Damar Wijayanti.

Kenali Penyebab Biologis Anak Suka Mengamuk dan Tantrum

Damar Wijayanti menyarankan orangtua untuk tidak langsung membantah perasaan anak. Sebaiknya validasi dulu perasaan tersebut dengan menunjukkan ketertarikan.

Orang tua dapat menjelaskan konsep prioritas yang situasional kepada anak. Gunakan contoh konkret yang mudah dipahami.

"Waktu adik lagi main merangkak dalam playpen, tapi kakak mau mandi dan butuh bantuan air panas. Siapa yang harus ibu duluin?" kata Damar Wijayanti memberikan contoh.

Penting bagi orangtua untuk memahami bahwa anak di bawah 7 tahun masih sulit memahami konsep abstrak seperti kasih sayang dan keadilan.

Damar Wijayanti menyarankan penggunaan alat peraga untuk menjelaskan konsep kasih sayang. Misalnya menggunakan lilin untuk mengilustrasikan bahwa cinta tidak terbagi.

"Cinta itu tidak dibagi-bagi tapi cinta itu tumbuh. Jadi kamu jangan khawatir waktu ada adik ada cinta yang tumbuh untuk adik, enggak akan memakan cinta yang buat kamu," jelas Damar Wijayanti.

Untuk menjelaskan konsep keadilan, bisa menggunakan contoh visual seperti cutout pohon apel dengan tiga orang berbeda tinggi yang membutuhkan bantuan berbeda untuk memetik buah.

Orangtua juga perlu memahami bahwa tidak semua situasi parenting bersifat darurat yang membutuhkan respons cepat.

 

Ilustrasi Keluarga

Photo :
  • Pinterest

 

Yang terpenting adalah memahami bahwa setiap anak unik meski lahir dari rahim yang sama. Mereka tidak bisa disamakan atau dibandingkan.

"Anak itu dengan perkembangan otak yang belum sempurna mereka adalah good perceiver tapi bad interpreter," ungkap Damar Wijayanti.

Artinya, anak menyerap semua yang dilihat tapi belum bisa menerjemahkannya dengan baik. Tugas orangtua adalah meluruskan persepsi yang salah.

Ketika anak merasa tidak diprioritaskan, belum tentu orangtua yang salah. Bisa jadi anaknya yang menangkap situasi dengan keliru.

Yang dibutuhkan adalah komunikasi terbuka untuk memahami sudut pandang anak dan membantunya memahami situasi dengan lebih baik.****