Anak Suka Bohong? Orang Tua Wajib Tahu 5 Cara Ampuh Ini

Ilustrasi Ibu Memberikan Nasihat Untuk Anak
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Berbohong pada anak usia dini seringkali membuat orangtua khawatir.

Pahami Penyakit Kuning pada Bayi yang Bisa Terjadi Meski ASI Melimpah

Namun tahukah Anda bahwa ini adalah fase perkembangan yang normal?

Psikolog Klinis, Ratih Ibrahim, M.M., mengungkapkan pada Channel Youtube Personal Growth ID bahwa anak usia 3-6 tahun sedang dalam tahap belajar membedakan benar dan salah.

Orang Tua Wajib Tahu, Manfaat Olahraga untuk Anak

"Anak sedang belajar memahami mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar untuk bersabar," jelas Ratih Ibrahim.

Lantas, bagaimana cara tepat menghadapi anak yang berbohong?

Anak Belum Bisa Bicara di Usia 2 Tahun? Waspada Speech Delay

Berikut ini tips yang bisa diterapkan.

Pertama, berikan pemahaman dengan contoh sederhana.

Misalnya, jika anak tidak sengaja memecahkan barang, ajarkan untuk jujur mengakuinya.

Ratih Ibrahim menekankan pentingnya memberikan contoh konkret.

"Jika kamu tidak sengaja menabrak dan memecahkan vas Papa, lebih baik mengaku daripada menyalahkan orang lain," ujarnya.

Kedua, hindari memberi label negatif pada anak. Jangan pernah menyebut anak sebagai 'pembohong' atau menggunakan analogi Pinokio.

Label negatif justru akan membuat anak merasa dirinya memang pembohong. Hal ini bisa berdampak buruk pada perkembangan mental anak.

Ilustrasi Pelukan dari Ibu

Photo :
  • Pinterest

Ketiga, terapkan konsekuensi positif saat anak berkata jujur.

Berikan pelukan dan apresiasi ketika mereka berani mengakui kesalahan.

"Katakan 'terima kasih sudah jujur dengan Mama' sambil memeluk dan mengelus kepalanya," saran Ratih Ibrahim.

Keempat, berikan konsekuensi yang jelas dan spesifik saat anak berbohong.

Misalnya, mengurangi waktu menonton YouTube dari 30 menit menjadi 10 menit.

Penting untuk menjelaskan alasan di balik konsekuensi tersebut.

Anak perlu memahami bahwa konsekuensi diberikan karena perilakunya, bukan karena pribadi mereka.

Kelima, dan yang paling penting, orangtua harus menjadi teladan.

Anak-anak adalah peniru ulung yang akan mengamati setiap perilaku orang tuanya.

Jangan pernah ingkar janji pada anak. Bila tidak bisa menepati, lebih baik tidak membuat janji sama sekali.

Ratih Ibrahim mengingatkan, "Anak bisa berpikir 'bahkan Mama suka berbohong' jika kita tidak menepati janji," katanya.

Penting diingat bahwa rasa marah saat mengetahui anak berbohong adalah reaksi yang wajar. Namun, mengendalikan emosi itu penting.

Anak butuh waktu untuk memahami pentingnya kejujuran.

Beri mereka kesempatan belajar dari kesalahan.

Proses belajar ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi dari orangtua.

Tidak ada hasil instan dalam mendidik kejujuran.

Ingat, tujuan utama bukan menghukum, melainkan mengajarkan nilai kejujuran pada anak.****