Keputihan pada Remaja? Jangan Pakai Sabun Pembersih Kewanitaan!
VIVABandung – Keputihan menjadi keluhan yang paling sering dialami remaja putri. Namun, penggunaan sabun pembersih kewanitaan justru tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan masalah baru.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Sofwati, Sp.OG, menjelaskan bahwa keputihan bisa bersifat normal atau patologis. Keputihan normal berwarna putih jernih, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa sakit.
"Keputihan normal itu berwarna putih jernih, tidak berbau dan tidak nyeri. Tapi kalau berubah warna misalnya menjadi kuning atau abu-abu, disertai bau tidak sedap, bau amis atau disertai rasa gatal dan nyeri harus diobati, jangan ditunda," terang dr. Sofwati dalam Channel Youtube Alba Media Center.
Dalam mencegah keputihan patologis, kebersihan menjadi kunci utama. Setelah buang air, area kewanitaan sebaiknya dibersihkan dengan tisu kering atau handuk yang bersih dan kering.
"Penggunaan sabun pembersih tidak dianjurkan karena justru akan membunuh flora normal di sana yang akan menyebabkan ketidakseimbangan PH. Kuman yang seharusnya telah ternetralisir malah terbunuh dan akhirnya mudah terinfeksi," jelas dr. Sofwati.
Pakar kandungan ini juga menyarankan untuk mengenakan pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan berbahan katun yang menyerap keringat. Pakaian dalam juga harus diganti minimal dua kali sehari.
"Hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat, gunakan bahan katun yang menyerap keringat. Ganti minimal dua kali sehari untuk mencegah infeksi," tambahnya.
dr. Sofwati menekankan pentingnya tidak menunda pengobatan jika mengalami gejala keputihan patologis. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Menjaga kebersihan dengan cara yang tepat dan mengenakan pakaian dalam yang sesuai menjadi salah satu bentuk pencegahan keputihan patologis pada remaja.****