Kebocoran Data PeduliLindungi, Kemenkes Minta Warga Jangan Panik

Bjorka jual data PeduliLindungi
Sumber :
  • Breached

BANDUNG – Chief Digital Transformation Officer Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji menyebut pihaknya segera melakukan tindak lanjut terhadap dugaan kebocoran data pengguna PeduliLindungi.

6 Kasus Pneumonia di Indonesia, Kemenkes RI: Semua Pasien Sembuh

"Kementerian Kesehatan telah mengetahui adanya isu di media sosial terkait dugaan peretasan data pengguna PeduliLindungi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," ujarnya kepada VIVA Tekno, Selasa, 15 November 2022.

Oleh sebab itu, Kemenkes berkoordinasi bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebagai penyelenggara infrastruktur PeduliLindungi serta pihak-pihak terkait lainnya dalam upaya investigasi lebih lanjut atas dugaan kebocoran data tersebut.

Usai Serukan Boikot Produk Israel, Website MUI Tangsel Diretas Jadi Berisikan Konten Dewasa

Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan dan menyebarluaskan data pribadi dari pihak yang tidak jelas sumbernya maupun dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baru saja hacker Bjorka membuat postingan di forum Breached dengan menjual data yang diduga milik PeduliLindungi. Data sebanyak 3,2 miliar itu dibanderol dengan harga US$100.000 atau Rp1,5 miliar.

Cegah Hacker Masuk ke WhatsApp HP

Bjorka memberikan data sampel yang terdiri dari 94 juta pengguna, 94 juta akun yang telah disortir, 209 juta data vaksin, riwayat check-in 1,3 miliar serta riwayat pelacakan kontak sebanyak 1,5 miliar.

Jumlah file yang dikompres mencapai 48GB dan sebelum kompres 157GB. Adapun data sensitif yang bocor berupa nama, email, nomor induk kependudukan (NIK), nomor HP, tempat tanggal lahir, ID perangkat, status Covid-19, riwayat masuk, riwayat pelacakan kontak, vaksin dan lain sebagainya.

Bjorka membanderol harganya US$100.000 atau Rp1,5 miliar. Calon pembeli harus menghubunginya via Telegram dengan format 'I WANT TO BUY DATA [DATA NAME]' dan dia hanya menerima dalam bentuk Bitcoin.

"OTHER THAN USING THAT FORMAT I WILL IGNORE BECAUSE I RECEIVE A LOT OF SPAM ON TELEGRAM," lanjutnya, yang diartikan bahwa pesan dengan format yang salah tidak akan diladeni karena dia telah menerima banyak spam serta diharuskan menggunakan bahasa Inggris.(dra)