Cianjur Rawan Bencana Gempa, Tata Ruang Perlu Dievaluasi

Warga korban gempa mengungsi di Mako Polres Cianjur
Sumber :
  • ANTARA/Laily Rahmawaty

BANDUNG – Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi menyambangi langsung lokasi terparah terdampak gempa Cianjur, yakni Kecamatan Cugenang pada Selasa, 22 November 2022.

Suami Istri Anggota Polisi Lakukan Penipuan Seleksi Masuk Polri di Subang, Korbannya Anak Petani

Di sana, Kang Dedi merasakan betul atmosfer kengerian saat bencana guncangan tersebut terjadi dan berimbas pada ambruknya sejumlah bangunan. Apalagi kontur wilayahnya berada di perbukitan yang berbatasan dengan daerah puncak Bogor.

Kang Dedi menilai, bencana gempa Cianjur perlu menjadi bahan evaluasi untuk tata ruang. Hal tersebut berguna meminimalisir terdampak bencana yang bisa saja terjadi.

Diduga Jadi Korban Pemerasan Disertai Pengancaman, Begini Kata Ria Ricis

"Dari konstruksi ini harus menjadi bahan renungan kita untuk tidak ragu lagi Kabupaten Cianjur melakukan evaluasi tata ruang," ujar Kang Dedi.

Langkah evaluasi tata ruang ini harus disegerakan, apalagi Cianjur ini merupakan wilayah rawan bencana gempa.

Ria Ricis Diduga Jadi Korban Pengancaman Disertai Pemerasan, Pelaku Ancam Sebar Video Pribadi

Terlebih, kata Kang Dedi, kini semakin banyak bangunan yang mengarah ke daerah Puncak. Belum lagi wilayah hutan di sana sudah mulai gundul dan menjadikannya risiko tambahan.

Dedi Mulyadi temui korban gempa Cianjur

Photo :
  • Istimewa

"Ini problem yang harus dihadapi. Kalau ada guncangan pasti pecah tanahnya, ketika pecah tanah turun ke bawah dan tidak ada lagi penahan. Ini jadi bahan evaluasi," katanya.

Selain itu Kang Dedi juga menilai tata ruang baliho atau papan reklame harus segera dibenahi. Jangan lagi dipasang di daerah rawan gempa karena sangat berisiko ambruk dan menimpa kendaraan atau warga.

"Mari kita lakukan evaluasi terhadap berbagai kebijakan yang rawan terhadap kebencanaan ini," ucap Kang Dedi Mulyadi.

Borong Makanan Cepat Saji

Dalam setiap terjadi bencana hal yang pertama Kang Dedi Mulyadi lakukan adalah memborong nasi beserta lauk pauknya di sejumlah tempat makan yang dijumpai. Hal tersebut dilakukan karena korban bencana kerap kesulitan mendapat makanan.

"Kalau kita kirim atau bawa beras belum tentu ada yang masaknya, ngirim mi juga belum tentu ada yang menyeduhnya. Tetapi kalau makanan jadi itu tinggal dimakan," ucapnya.

Hal tersebut terbukti saat Kang Dedi tiba pada Selasa dini hari di daerah Cugenang. Meski banyak masyarakat yang sudah tertidur di tenda darurat namun mereka lapar. Saat Kang Dedi datang warga langsung menyantap makanan yang dibawa tersebut.

Kang Dedi mengatakan, setelah makan warga tercukupi barulah mencukupi kebutuhan lain seperti obat-obatan, pembalut, popok dan lainnya. Disusul kemudian penyediaan ambulance untuk kebutuhan evakuasi korban meninggal dan luka-luka.