Bak Tokoh Yakuza, Hoho Sosok Kades Bertato Asal Banjarnegara
- Istimewa
Disinggung Kang Dedi apakah akan maju kembali pada periode selanjutnya, Hoho mengaku akan menuruti kemauan warga. Jika diminta kembali maju maka ia pun siap.
"Kuncinya di masyarakat. Kalau masyarakat menghendaki maju, ya maju. Kalau kita maju tapi masyarakat tidak mendukung, ya buat apa," katanya.
Terakhir, Hoho berpesan pada masyarakat bertato untuk berkontribusi bagi warga. Ia tak ingin masa lalu seseorang malah membatasi untuk berbuat kebaikan di masa yang akan datang.
Sementara itu Kang Dedi Mulyadi tak menyangka di balik fisiknya yang nyentrik ternyata Hoho adalah sosok yang dicintai oleh warganya. Hal tersebut terbukti dari beberapa orang yang ditemui Kang Dedi dan mengakui soal kebaikan Hoho.
"Sebelum saya ke sini, ada lima orang yang saya tanya di jalan. Saya bertanya bener gak Pak Kades baik, dan orang jawab baik bahkan suka kasih uang katanya," ucap Kang Dedi.
Menurutnya sejak dulu hingga sekarang tato diidentikan dengan sosok preman atau orang yang tidak baik. Padahal baginya tato hanya sebuah karya seni.
Sehingga, kata Dedi, pemikiran mayoritas masyarakat Indonesia yang selalu memandang fisik dan penampilan harus diubah. "Masyarakat Indonesia harus mulai terbuka, jangan lihat orang dari fisik penampilan tapi dari karya dan amal perbuatan seperti Pak Kades Hoho ini," katanya.