MUI Indramayu Himbau Warga Tak Ikuti Ajaran Ponpes Al Zaytun

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu, KH M Syatori
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA Bandung – Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun masih menjadi perbincangan publik di media sosial karena terus menuai kontroversi

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Senilai Rp 200 Ribu per Bulan untuk Warga Miskin, Ini Syaratnya

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu KH M Syatori akhirnya buka suara. Ia dengan tegas mengatakan bahwa ajaran di ponpes Al Zaytun sudah sangat menyimpang dari syariat islam.

Ajaran Ponpes Al Zaytun memang sangat tidak sama dengan umat Islam pada umumnya. Ketidaksamaan itu terjadi pada tata sholat, puasa hingga haji yang dianggap tidak umum dengan ajaran islam. Ajaran di Ponpes Al Zaytun menyebutkan bahwa ibadah haji tidak mesti ke Mekkah dan Madinah.

Ekspresi Melotot Agus Buntung saat Diteriaki Warga Jadi Sorotan

Karena itu, MUI mendesak pemerintah segera hadir dan menyelesaikan kemelut di Al Zaytun yang diramaikan sendiri oleh orang-orang di dalamnya.

"Al Zaytun dengan segala yang terjadi di akhir-akhir ini. Pertama bahwa Al Zaytun Syariat yang dikembangkan sangat tidak sama dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya, sholatnya, puasanya, hajinya, bahkan viral di media sosial haji tidak harus di Mekkah atau Madinah, cukup di haji di Indonesia sebab disamakan bahwa negara Indonesia tanahnya adalah tanah yang suci. Itu sangat tidak sesuai sekali dengan syariat-syariat islam pada umumnya," ujar KH M Syatori dikutip dari VIVA pada Sabtu (17/6/2023).

Daftar Kontroversi Gus Miftah: Ceramah di Gereja hingga Olok Penjual Es Teh

Ponpes Al Zaytun Indramayu

Photo :
  • VIVA.co.id

Lebih lanjut, KH M Syatori menghimbau kepada masyarakat Indramayu secara khusus untuk tidak mengikuti pendidikan di ponpes tersebut. Mengingat, mulai dari akidah hingga cara pandang beribadah yang dilakukan oleh ponpes Al Zaytun sudah sangat berbeda.

"Yang kedua kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Indramayu khususnya jangan ikut berpendidikan di Al Zaytun sebab ketidaksamaan akidah, ketidaksamaan cara pandang dalam beribadah. Syariat-Syariat yang dilakukan oleh mereka dengan alasan agar jangan sampai terjadi kontradiksi dengan masyarakat, dengan para orang tuanya, Indramayu daerah yang sudah tenang jangan sampai diwarnai dengan hal-hal perbedaan yang tidak berarti,” ujarnya.

Ia juga meminta kepada pemerintah untuk segera hadir menyelesaikan persoalan ini. Bahkan polemik Ponpes Al Zaytun ini sengaja diviralkan oleh internal pesantren sendiri.

“Yang ketiga mohon kepada pemerintah agar segera hadir dalam rangka menyelesaikan keresahan, kegaduhan masyarakat di Indramayu bahkan di Indonesia yang menyaksikan viralnya syariat-Syariat Islam cara mereka, kami memohon kepada pemerintah segera selesaikan kemelut-kemelut keresahan kegaduhan yang terjadi di masyarakat gara-gara viralnya dan diviralkan oleh mereka," pungkasnya.

Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id dengan judul: MUI Indramayu Minta Warga Tidak Ikut Pendidikan di Ponpes Al Zaytun