Negara Muslim Didesak Ambil Tindakan Atas Banyak Dirobohkannya Masjid di China
Viva Bandung – Saat ini, pemerintah China mendapat banyak sorotan terkait program "sinicization" minoritas Muslim Uighur dan Hui untuk menjadi bagian dari suku Han atau suku asli Tiongkok.
Program sinicization memang sudah diterapkan oleh Xin Jinping, pemimpin Partai Komunis sekaligus Presiden China.
Dalam pidatonya, Xi Jinping mengatakan bahwa kelompok agama dan etnis minoritas di China harus tunduk dan patuh serta menjunjung tinggi persatuan China.
Salah satu bagian dari program ini adalah tindakan Beijing menghancurkan masjid yang menjadi rumah ibadah utama Muslim Uighur dan Hui di China.
, Presiden Xi Jinping memerintahkan otoritas pemerintahan setempat untuk melakukan pembongkaran sebuah masjid milik kelompok etnis Hui di desa Najiaying, provinsi Yunnan China. Meski dihantui rasa takut, seluruh etnis minoritas Muslim Hui memilih untuk menghadapi sedikitnya 1000-an petugas kepolisian bersenjata pentungan, saat mengawal alat-alat berat yang mencoba masuk dalam komplek masjid milik mereka.
Dalam video yang viral di media sosial, terlihat warga muslim Hui terlibat bentrok dengan pasukan polisi anti huru-hara yang memaksa memblokir pintu masuk ke masjid dan mendorong mereka dengan kasar.
Masyarakat muslim yang didominasi oleh orang tua, wanita, dan anak-anak ini hanya membalas perlakuan polisi China dengan berteriak dan melempar botol plastik air ke arah polisi.
Merespons hal tersebut, Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS) meminta pemerintah Indonesia dan negara-negara dunia lainnya agar mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan kehidupan beragama muslim Uighur dan Hui di China.
Peneliti senior CENTRIS, AB Solissa mengatakan, bahwa langkah Beijing menghancurkan masjid dan tempat ibadah umat muslim Uighur serta Hui, adalah pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia (HAM). “Pertama, tindakan Beijing menghancurkan masjid adalah bukti sekaligus wujud nyata pelanggaran berat HAM yang dilakukan Beijing terhadap umat muslim di China,” kata AB Solissa kepada wartawan, Jumat, 16 Juni 2023.
Berdasarkan data yang diperoleh CENTRIS dari berbagai media massa, menunjukkan bahwa ini bukan kali pertama warga Muslim Hui berusaha melindungi masjid mereka, dan bentrok dengan pihak berwenang China.
Pada tahun 2018 lalu, ribuan penduduk Hui di Ningxia melakukan kasi duduk selama tiga hari untuk mencegah pihak yang berwenang menghancurkan sebauh masjid yang baru dibangun.
CENTRIS menilai wajar jika negara-negara dunia khususnya Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, mengambil peran atas tindakan Xi Jinping untuk menghapus agama dan bentuk kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa lainnya. “Banyak yang menilai langkah awal Xi Jinping ini bertujuan untuk membersihkan keyakinan agama warga negaranya, lalu memasukkan budaya tradisional Tiongkok dan nilai ateis yang menjadi pandangan Partai Komunis China,” jelas AB Solissa.