Srettha Thavisin, Taipan yang Jadi Perdana Menteri Thailand
Langkah ini juga menumbangkan keinginan jutaan warga Thailand yang memilih partai-partai progresif pada pemilu bulan Mei, sehingga memberikan teguran keras terhadap pemerintahan yang didukung militer, yang telah memerintah Thailand sejak kudeta tahun 2014.
Dengan Move Forward yang kini berada di posisi oposisi, pembentukan pemerintahan baru kemungkinan akan menambah bahan bakar bagi basis dukungan muda gerakan progresif, yang berpotensi menimbulkan protes massal di jalanan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Institut Administrasi Pembangunan Nasional, menemukan sekitar 64 persen dari 1.310 responden tidak setuju atau sama sekali tidak setuju dengan gagasan partai Pheu Thai membentuk pemerintahan dengan didukung militer.
Kembalinya Thaksin, tokoh yang sangat memecah belah yang digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006, kini menambah lapisan ketidakpastian dalam suasana politik yang sedang memanas.
Terlepas dari ketidakhadirannya secara fisik di negara itu, Thaksin tetap memiliki pengaruh besar dalam politik Thailand. Hingga tahun ini, partai-partai politik yang bersekutu dengan Thaksin telah memenangkan kursi terbanyak di setiap pemilu sejak tahun 2001.