Polusi Udara Terus Memburuk, Waspada Risiko Alergi pada Anak Meningkat
Viva Bandung – Polusi udara yang belum membaik hingga saat ini mulai berdampak pada kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Ada banyak anak yang mengalami masalah kesehatan akibat paparan polusi udara yang meluas, termasuk risiko peningkatan alergi pada anak.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), 9 dari 10 orang yang menghirup udara tercemar, dan diperkirakan sekitar 7 juta orang meninggal setiap tahunnya karena polusi udara.
Berbagai penelitian juga memperkirakan adanya hubungan antara polusi udara dengan gangguan alergi pernapasan dan infeksi pada anak.
Tiga faktor itu dapat menyebabkan peradangan kronis yang tidak terkendali pada saluran pernafasan dan berdampak buruk pada fisiologi sistem pernafasan.
Alergi dan infeksi pernafasan karena polusi udara saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Dampak dari polusi udara bukan hanya mengancam orang dewasa, namun juga sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan bahwa pada 2019, terdapat 28,14 kematian per 100,000 populasi anak di Indonesia yang berhubungan dengan paparan polutan udara, menjadikannya sebagai faktor risiko ketiga terbesar untuk mortalitas dan morbiditas pada anak di bawah 5 tahun.
Sebuah penelitian terbaru berjudul “The Notorious Triumvirate in Pediatric Health: Air Pollution, Respiratory Allergy, and Infection” telah menunjukkan tentang rentannya anak menghadapi masalah kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara seperti alergi.
Terjadinya alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Polusi udara memicu sitokin pro-inflamasi yang dapat memperburuk peradangan alergi pada saluran pernapasan. Menurut penelitian tersebut, keseimbangan dan variasi mikrobiota usus perlu dijaga untuk mengurangi dampak buruk polusi udara pada anak-anak.
Hal ini karena mikrobiota usus memiliki peran penting bagi kesehatan anak, seperti mendukung perkembangan saraf, memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi, serta metabolisme pada anak.
“Anak-anak lebih rentan terhadap polusi udara. Secara fisiologis, organ tubuh mereka seperti otak dan paru-paru masih dalam tahap pertumbuhan. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan akibat polusi udara," ujar Peneliti Studi “The Notorious Triumvirate in Pediatric Health: Air Pollution, Respiratory Allergy, and Infection”, Prof. Dr. dr. Anang Endaryanto, SpA(K), MARS, dalam keterangan persnya.