Ridwan Kamil Bersyukur Dianugerahi Seorang Putra Seperti Almarhum Eril

Ridwan Kamil dan keluarga
Sumber :

Selain itu, Ridwan Kamil juga mengungkapkan sepenggal cinta untuk almarhum Eril, berikut kutipannya:

Putrinya Zara Putuskan Lepas Hijab, Ridwan Kamil Tulis Pesan Haru Soal Ini

14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin yang sehari-hari. Tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami. Kami bertanya-tanya mengapa harus selama ini ya Allah, mengapa tidak lebih cepat agar semua lekas berlalu. Supaya kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru. Tapi waktu adalah rahasia Allah yang masih bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.

Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif. Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang, sebab kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang. Dalam rentan 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan menerima kearifan.

Zara Anak Ridwan Kamil Pilih Lepas Hijab, Buya Yahya Tegaskan Hal Ini: Haram

Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat. 23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar. Namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar. 

Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tetapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari. Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya.

Zara Anak Ridwan Kamil Lepas Hijab, Begini Hukum Islam: Murtad?

Mungkin akan berat tapi kami sebetulnya sudah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah lagi melihat jasadnya untuk terakhir kali. Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh di seberang, mengapa tidak jika ia wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang. Bukankah setiap jengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang.

Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin barangkali Allah memang yang menghendaki, agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.

Halaman Selanjutnya
img_title