Matanya Buta Permanen, Ini 4 Fakta Siswi SD Ditusuk Tusukan Bakso oleh Kakak Kelas

Mata siswa SD di Gresik buta karena ditusuk sate
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA Bandung – Seorang siswi SD berinisial SAH (8) di Gresik mengalami tindakan kekerasan dari kakak kelas sampai mengakibatkan dirinya buta permanen. SAH mengalami buta permanen gegara ulah kakak kelasnya yang mencolok matanya dengan menggunakan tusukan bakso. Aksi kekerasan tersebut berawal ketika SAH diketahui tidak mau memberikan sejumlah uang ketika kakak kelas itu memalak dirinya. Melansir dari VIVA Group, berikut fakta-faktanya:

Kakek di Cianjur Curhat Sang Anak Putus Sekolah, Cagub Jabar Dedi Mulyadi Respon Cepat

1. Awal Mula Kejadian

Ayah korban, Samsul Arif, menjelaskan bahwa awal mula kejadian berlangsung pada 7 Agustus 2023 di SD Negeri di Menganti. Saat itu sekolah tempat anaknya menuntut ilmu tengah menggelar lomba Agustusan.

Maman Sulaeman, Pembuat Aplikasi Belajar Tanpa Sinyal dan Server

Jadi semua murid di sana berada di halaman sekolah dan bercampur dengan murid-murid lainnya, mulai dari murid kelas 1 hingga kelas 6.

"Saat itu memang semua kelas keluar untuk melakukan lomba Agustusan. Jadi semua murid berada di halaman sekolah. Anak saya campur dengan murid lain," tutur Samsul Arif saat ditemui awak media yang dilansir dari tvOnenews.com. Senin, 18 September 2023. 

Harga Murah Fitur Melimpah OPPO A3x Cocok Buat Anak Sekolah

Pada saat kejadian, SAH sedang asyik bermain di halaman untuk mengikuti perlombaan dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia itu, tapi tiba-tiba ditarik kakak kelasnya dibawa menuju ke sebuah lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah.

Di lorong itulah terjadi pemalakan, korban dimintai uang jajan secara paksa. “Karena tidak mau (memberikan uang), wajah anak saya ditutupi tangan kemudian tusuk bakso itu di colok-colokan dari atas ke bawah di bagian mata kanan anak saya," jelas Samsul.

2. Sempat Dibawa ke Rumah Sakit

Akibat kejadian itu, mata korban terluka parah hingga mengeluarkan darah. Korban juga sempat mengusap matanya yang berdarah dengan seragam yang dipakai. 

Ketika pulang, SAH mengeluhkan bahwa mata kanannya tidak bisa melihat. Atas kejadian tersebut, sang ayah dan keluarga merasa khawatir dengan kondisi matanya. Ia pun membawa sang anak untuk memeriksakan ke rumah sakit. 

“Dari hasil pemeriksaan di RSUD dr Soetomo, ada kerusakan pada saraf mata kanan putri saya. Mirisnya kerusakan saraf itu membuat mata kanannya tidak bisa melihat. Bahkan mengalami kebutaan permanen," sambungnya.

3. Dipersulit Pihak Sekolah

Tak terima, orang tua korban pun mendatangi sekolahan untuk mencari tahu sosok pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap putrinya dengan meminta izin melihat rekaman CCTV. Namun pihak sekolah tak mengizinkan, begitu pun pihak Polsek Menganti. 

"Karena mengalami buta permanen, saya nggak terima dan saya mendatangi ke sekolah untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," ujar Samsul.

"Masa saya dilihatkan rekaman CCTV pada tanggal 25 Mei. Lha selama bulan 6,7,8 itu gak ada rekaman sama sekali. Padahal pasca kejadian itu saya langsung minta lihat secara langsung rekaman CCTV tapi dipersulit. Akhirnya saya laporkan ke Polres Gresik," lanjutnya.

Dari hasil pemeriksaan, kepala sekolah mengaku tidak mengetahui secara langsung adanya dugaan kekerasan tersebut. Sehingga, ketika keluarga korban mendatangi sekolah untuk menanyakan pelaku, kepala sekolah menjawab tidak tahu.

4. Korban Trauma dan Enggan Sekolah

Korban SAH, menurut orang tuanya, kini ketakutan dan enggan untuk pergi sekolah. "Sejak peristiwa 7 Agustus 2023 lalu itu, anak saya nggak sekolah," kata Samsul Arif, ayah korban kepada detikJatim, Sabtu (16/9/2023).

Diketahui, selama ini SAH yang dikenal sebagai anak pendiam dan suka menyendiri itu sering mendapatkan pemalakan ketika berada di sekolah. Menurut ibunya, SAH tak pernah bercerita kepada orang tuanya bahwa selama ini uang saku miliknya dipalaki oleh kakak kelasnya.

"Nggak pernah cerita apa-apa, karena anak ini pendiam dan pemalu. Mungkin takut kalau cerita ke saya atau ayahnya. Makanya kita nggak tahu, tapi karena kejadian ini jadi tahu kalau sering dipalak," pungkasnya.

Hingga kini, polisi masih mendalami kasus. Polisi telah memeriksa Kepala Sekolah UPT SDN 236 Randupadangan, Menganti, Gresik, Umi Latifah.

Dari hasil pemeriksaan, kepala sekolah mengaku tidak mengetahui secara langsung adanya dugaan kekerasan tersebut. Sehingga, ketika keluarga korban mendatangi sekolah untuk menanyakan pelaku, kepala sekolah menjawab tidak tahu.

Hepi menambahkan, saat keluarga korban meminta pihak sekolah menunjukkan rekaman CCTV, memang kepala sekolah tersebut tidak mengizinkan. Selain itu, polisi juga bakal memanggil beberapa saksi lainnya termasuk guru di sekolah tersebut.