AdaKami Buka Suara Soal Teror Pinjol yang Sebabkan Nasabahnya Bunuh Diri

AdaKami
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Bandung – Setelah beredarnya dugaan pelanggaran yang dilakukan collection desk (DC) yang mengakibatkan nasabahnya bunuh diri, perusahaan pinjaman online (Pinjol) AdaKami akhirnya buka suara.

Ini Dia Keunggulan Drone Bunuh Diri Korea Utara di Kawasan Asia Timur

Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss mengakatakan, pihaknya berkomitmen untuk mengikuti penyelidikan yang sedang berlangsung.

"Terkait dengan dugaan yang diberitakan pada beberapa media sosial mengenai terduga korban dan praktek tidak patut yang dilakukan oleh oknum DC atau bagian penagihan hutang AdaKami, dengan ini kami menyatakan keperihatinan yang tulus dan mendalam serta komitmen kami dalam melakukan penyelidikan dan penanganan," kata Jonathan seperti dikutip VIVA Bandung pada Jum'at (22/9/2023).

Drone Bunuh Diri Korea Utara Gunakan Teknologi AI untuk Penargetan

Jonathan memastikan, AdaKami sudah mengumpulkan data dan informasi yang relevan utuk keperluan investigasi dan penanganan. Selain itu, dia juga memverifikasi nomor DC terkait unggahan akun @rakyatvspinjol di media sosial Twitter atau yang kini berganti nama menjadi X.

"Saat ini, hasil penyelidikan kami menunjukan bahwa nomor tersebut tidak terdaftar dalam sistem AdaKami," tuturnya.

Dampak Ekonomi Produksi Massal Drone Bunuh Diri Korea Utara

Jonathan menegaskan, pihaknya akan terus mencari data dan informasi tambahan yang akurat untuk membantu pelacakan kejadian ini. Dia meminta apabila ada yang mempunyai informasi terkait dapat menghubungi AdaKami melalui nomor telepon 15000-77 atau alamat email hello@cs.dakami.id.

Jonathan mengatakan AdaKami tunduk dan taat mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, sebagai platform peer to peer (P2P) yang legal dan memiliki izin operasional dari OJK.

"Kami dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan praktik penagihan yang melanggar aturan dan tidak beretika," ujar Jonathan.

Dia juga membeberkan, pengiriman pesanan fiktif melalui layanan ojek online tidak sesuai prosedur perusahaan. Jonathan menyebut, layanan ojek online tidak ada kaitannya apapun dengan layanan AdaKami.

"Kami mengajak masyarakat, terutama para nasabah AdaKami untuk aktif dalam mengumpulkan bukti-bukti yang lengkap dan melaporkan tindakan penagihan yang dianggap melanggar norma-norma etika kesopanan," pungkasnya.