Sebut Munculkan Sentimen Negatif, UAH Komentari Debat Capres Ketiga 2024

Ustadz Adi Hidayat
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Bandung - Ulama besar Tanah Air, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan pandangannya terkait gelaran debat capres putaran ketiga yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari 2024.

Sering Dianggap Sama, Ternyata Ini Beda antara Muhammadiyah dan Salafi

Menurut ulama Muhammadiyah itu, selama berlangsungnya debat, sedikit sekali ditemui substansi edukasi kepada masyarakat, melainkan yang ditemui hanyalah sentimen negatif.

 “Nuansa edukasinya terlalu kecil, yang kita lihat hanya ada sentiment-sentimen negatif,” ujar Adi Hidayat dilansir dari YouTube pribadinya Jumat, 12 Januari 2024.

Foto Formal Bareng Tokoh Ini, Raffi Ahmad Diisukan Bakal Maju Pilgub Jateng 2024

UAH sapaan akrabnya, ia sangat menyayangkan nilai edukasi yang tersampaikan kepada masyarakat sangat sedikit.

Menurutnya, hal itu lantaran edukasi positifnya tertutup dengan sentimen-sentimen negatif akibat saling serang antar kubu.

Alasan Untung Cahyono Kritik Pemerintah Saat Khutbah Sholat Ied: Karena Ajaran Islam

“Kalau sekedar hanya ingin tampil untuk menunjukkan keunggulan misal dari retorika atau adu argumen, memang sah-sah saja, tapi sangat disayangkan bahwa value dari hasil debat itu tidak bisa didapatkan secara sempurna,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, menurut UAH, sentimen negatif tersebut semakin diperburuk oleh viralnya video-video perdebatan panas antara capres.

“Sehingga yang (dilihat) oleh masyarakat itu bukan substansi visi-misinya tapi ketegangan yang ada di debat. Ini tidak mengedukasi dan tidak memberi nilai positif dari kami yang menyimak,” terangnya.

“Kalau sekadar hanya ingin melihat siapa yang menang-kalah itu tidak berarti banyak bagi masyarakat yang mendambakan kejelasan tentang peta rancang bangun Indonesia,” sambungnya.

Ketiga kandidat Capres 2024.

Photo :
  • Intipseleb.com

UAH menyarankan, hal-hal semacam ini tidak perlu dilanjutkan lagi untuk kedepannya. Beliau berharap, agar para paslon lebih dewasa dalam menyikapi perdebatan.

Pasalnya, hal itu perlu dilakukan untuk menghindari perpecahan di tengah-tengah masyarakat. 

“Jika para paslon ini dan tim politik yang ada di belakangnya bisa membangun edukasi yang menampilkan kedamaian. Itu kan lebih nyaman diterimanya, sehingga bisa meredam gejolak,” pungkasnya.