Kota Bandung Jadi Daerah dengan Kasus PMK Tertinggi di Jawa Barat

Hewan Kurban
Sumber :
  • Dok. Pemprov Jabar

BANDUNG – Kota Bandung menjadi daerah dengan jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tertinggi di Jawa Barat.

Prakiraan Cuaca Kota Bandung Hari Ini, Rabu 15 Mei April 2024

Berdasarkan data siagapmk.id pada Kamis, 30 Juni 2022, tercatat 328 hewan ternak di Kota Bandung terjangkit PMK. Angka itu lebih banyak dibanding daerah-daerah lain di Jawa Barat.

Dari 328 ekor yang terdata, sebanyak 102 ekor dinyatakan sembuh dan tersisa 221 ekor yang masih terjangkit PMK.

Update Informasi Ancaman Gelombang Air Laut Wilayah Jawa Barat Hari Ini, Rabu 15 Mei 2024

Sementara, daerah lain di Jabar yang terdata terdapat hewan ternak yang terjangkit PMK yakni Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota Bogor, Kota Cirebon dan Kota Cimahi, namun di daerah tersebut kasus PMK masih berada dikisaran 271 sampai 35 kasus saja, lebih rendah dari Kota Bandung.

Selain menjadi daerah dengan angka kasus PMK tertinggi di Jabar, Kota Bandung juge menjadi kota dengan capaian vaksinasi paling sedikit. Di mana hanya diberikan vaksin hanya 68 dosis.

Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini, Rabu 15 Mei 2024

Jumlah tersebut berbanding jauh dengan capaian daerah lain di Jawa Barat yang telah mencapai 97-11.589 dosis.

Sekretaris Daerah Pemkot Bandung mengungkapkan, Kota Bandung hanya mendapat jatah 200 dosis saja dari Pemprov Jabar. Hal tersebut merujuk pada sedikitknya keberadaan sapi perah, sapi indukan dan pedet di Kota Bandung.

"Saat ini baru kebagian 200 dosis vaksin. Tentunya kalau bicara kebutuhan tentunya ini masih jauh kebutuhan ideal, karena di bandung itu ribuan sapi dan ribuan domba," katanya pada Rabu, 29 Juni 2022.

Sementara Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap jika jatah dosis vaksin PMK bisa diperbanyak. Kendati telah menganggarkan Rp900 juta untuk penanganan PMK, dirinya menegaskan jika dana tersebut dialokasikan untuk pengadaan obat, vitamin dan bantuan dana operasional Satgas PMK.

"Kita bisa aja gunakan dana cadangan, persis perlakuannya seperti covid. Kalau saat memang membutuhkan, tapi kan faktanya belum, jangan lah, insyaallah aman," tukasnya.