Netanyahu Makin Beringas Bunuh Ribuan Orang, Tegaskan Tak Ada Gencatan Senjata!
- aljazeera.com
Bandung, VIVA – Israel dan Lebanon kembali terlibat dalam konflik besar yang menyebabkan meningkatnya jumlah korban jiwa. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa tidak ada gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah di Lebanon. Kantor PM Israel merilis pernyataan di akun X Netanyahu yang mengatakan, " berita tentang gencatan senjata tidak benar," sekaligus bersumpah akan terus melanjutkan serangan terhadap Lebanon.
Serangan Israel pada hari Rabu mengakibatkan tewasnya 72 orang di Lebanon. Kampanye pengeboman besar-besaran ini terus memaksa sekitar 500.000 orang untuk mengungsi. Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat serangan udara Israel di seluruh Lebanon kini melampaui 620 orang. Selain serangan di Lebanon, Israel juga terus menggempur wilayah Gaza, menambah panjang daftar korban di sana. Dilaporkan bahwa serangan terbaru Israel mengalahkan sedikitnya 15 warga Palestina pada hari yang sama. Secara keseluruhan, perang yang dilancarkan Israel di Gaza telah merenggut 41.495 nyawa dan melukai sekitar 96.006 orang.
Di sisi lain, serangan yang dipimpin oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober lalu menyebabkan korban tewas di Israel mencapai sedikitnya 1.139 orang. Selain itu, lebih dari 200 orang dilaporkan telah diterima oleh kelompok tersebut.
Krisis ini menampilkan eskalasi ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah, dengan korban sipil yang semakin bertambah setiap harinya. Al Jazeera melaporkan bahwa Israel menunjukkan ketegasan tanpa kompromi terhadap musuh-musuhnya di Lebanon dan Gaza. Dalam laporan tersebut, Netanyahu mengindikasikan bahwa Israel tidak akan menyerah sampai Hizbullah dan kelompok-kelompok militan lainnya di wilayah ini benar-benar dihentikan.
Serangan demi serangan yang diluncurkan membuat situasi semakin kritis, memaksa dunia internasional untuk segera mengambil langkah komunikasi guna mencegah jatuhnya korban lebih banyak. Dengan konflik ini yang masih jauh dari selesai, dampaknya terhadap warga sipil dan stabilitas kawasan Timur Tengah terus menjadi perhatian utama dunia. (Sumber: Al Jazeera).