Sudah Menikah dan Ingin Daftar SPPI? Berikut Syarat Uniknya

Ilustrasi Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch 3 tahun 2025 membuka kesempatan bagi semua sarjana, termasuk yang sudah menikah.

Peluang Menjanjikan! Program SPPI 2025 Tawarkan Pelatihan Intensif dan Status ASN

Namun, terdapat beberapa persyaratan khusus yang harus diperhatikan bagi peserta yang telah berkeluarga.

 

Syarat Dokumen SPPI dan Jadwalnya: Pendaftaran Dibuka Hingga 15 Maret 2025

Syarat pertama dan paling penting adalah adanya persetujuan tertulis dari pasangan. Dokumen persetujuan ini menjadi bukti dukungan keluarga terhadap keputusan peserta untuk mengikuti program SPPI.

Ini penting mengingat program ini membutuhkan komitmen waktu yang cukup panjang.

Bisa Langsung Jadi ASN, Peserta SPPI Terpilih Bakal Jadi Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi

 

Peserta yang sudah menikah juga harus memastikan tidak terikat kontrak kerja dengan instansi manapun.

Bagi yang masih bekerja, wajib melampirkan surat izin dari instansi tempat bekerja. Mereka juga harus bersedia mengakhiri kontrak kerja jika diterima dalam program SPPI.

 

Khusus bagi peserta wanita yang sudah menikah, terdapat ketentuan tambahan yang harus diperhatikan. Mereka tidak diperkenankan hamil selama proses seleksi hingga satu tahun pertama penempatan.

Ini berkaitan dengan tuntutan fisik selama pelatihan dan penempatan awal.

 

Seperti peserta lainnya, mereka yang sudah menikah tetap harus memenuhi persyaratan kesehatan. Surat keterangan sehat dari rumah sakit pemerintah minimal tipe C dan surat bebas narkoba menjadi dokumen wajib yang harus dilampirkan.

 

Para peserta yang telah berkeluarga juga harus siap mengikuti rangkaian pelatihan yang cukup intensif. Pelatihan dasar kemiliteran akan berlangsung dari 5 Mei hingga 3 Juli 2025, dilanjutkan dengan pelatihan manajerial hingga 4 Agustus 2025.

 

Kesediaan untuk ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia juga menjadi syarat yang harus dipertimbangkan matang-matang.

Ini tentu membutuhkan diskusi serius dengan pasangan mengingat kemungkinan harus tinggal terpisah untuk sementara waktu.

 

Meski persyaratannya cukup ketat, program ini menawarkan kesempatan karir yang menjanjikan. Peserta yang lolos akan diangkat sebagai ASN dan ditempatkan sebagai Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Badan Gizi Nasional.

 

 

 

Program ini membutuhkan komitmen tinggi dari peserta dan keluarganya, mengingat adanya pelatihan intensif dan kemungkinan penempatan di berbagai wilayah Indonesia.****