Biadab, Guru Ngaji di Pangalengan Cabuli Muridnya Sudah Lima Tahun
- Pixabay
Bandung – Oknum guru ngaji di Pengalengan diduga melakukan aksi sodomi atau kejahatan seksual kepada puluhan anak muridnya.
Guru ngaji berinisial SN (33) diamankan, usai polisi melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terkait dugaan tindakan kejahatan seksual atau sodomi kepada puluhan muridnya.
Kabar itu juga dibenarkan Satreskrim Polresta Bandung terkait adanya kasus dugaan kejahatan seksual terhadap puluhan anak laki-laki oleh seorang okum guru ngaji berinisial SN (33) di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
Berdasarkan hasil visum psikiatri, menunjukan jika anak-anak ini telah menjadi korban kebiadaban SN.
SN melakukan aksinya kepada puluhan anak laki-laki dibawah umur warga Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
Diduga pelaku SN telah melancarkan aksi bejatnya itu sudah lebih dari lima tahun dengan korban puluhan anak laki-laki usia sekolah dasar (SD) hingga SMP.
Kejadian ini bermula dari pengakuan seorang kakek berinisial DR (60) yang menceritakan kalau selama ini cucu laki-laki nya yang berusia sekitar 13 tahun telah menjadi korban.
"Jadi awalnya cucu saya tiba-tiba tidak mau ngaji lagi, sudah seminggu lebih. Sama ibunya dimarahi, lalu akhirnya dia cerita. Makanya cucu saya itu tidak mau ngaji lagi di rumahnya SN," ungkap DR, Dilansir Bandung.viva.co.id dari Instagram Cimaungnews, Jumat 15 April 2022.
DR mengatakan bahwan cucu nya itu mengatakan jika SN telah melakukan cabul kepada teman-temannya. Sehingga, dari pengakuan sang cucunya itu, menyebabkan cucunya tak mau lagi mengaji di rumah SN.
"Saya coba bujuk agar mau cerita soal dugaan sodomi yang dilakukan oleh SN. Akhirnya mereka terbuka mau cerita soal perbuatan SN. Kalau cucu saya untungnya tidak jadi korban, soalnya setiap SN mau berbuat dia selalu melawan," ujar DR.
Tak tinggal diam, karena penasaran ia dan ibu dari cucunya ini, terus menggali informasi. Termasuk mengumpulkan anak-anak yang kata cucunya telah menjadi korban sodomi oleh SN. Sampai-sampai, anak-anak ini dibujuk dan dirayu agar mau menceritakan perbuatan SN kepada mereka.
Ia melanjutkan, berdasarkan cerita dari anak-anak yang diduga telah menjadi korban ini, sebelum melakukan aksinya itu, terduga pelaku mengajak anak-anak yang rata-rata masih duduk di kelas 4-6 SD itu nonton video porno dari ponsel SN.
"Nah, kata mereka, setelah nonton mereka diajak memeragakan adegan dalam video tersebut. Katanya itu biasanya dilakukan di WC sekolah, ruang kelas saat sepi. Selain itu, dilakukan juga saat dia membawa anak-anak pentas marawis dan piknik ke tempat wisata," terangnya. (fer)