Jerit Korban Banjir Bandang Pakistan, Pemerintah Kelabakan
- AP Photo/Zahid Hussain
BANDUNG – Banjir bandang yang dipicu oleh hujan monsun lebat di sebagian besar wilayah Pakistan telah memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka, sementara jumlah korban tewas akibat bencana yang sedang berlangsung melewati 1.000, kata para pejabat.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan, bahwa ada jumlah korban tewas mencapai 1.033 orang setelah kematian baru dilaporkan di Khyber Pakhtunkhwa dan provinsi Sindh selatan.
Jumlah korban tewas yang diperbarui datang dua hari setelah Perdana Menteri Shahbaz Sharif meminta bantuan internasional untuk memerangi kerusakan akibat banjir yang mematikan di negara Islam yang miskin itu.
Musim hujan, yang dimulai lebih awal dari biasanya tahun ini, telah melanda Pakistan dengan hujan lebat, dan tim penyelamat telah berjuang untuk mengevakuasi ribuan orang dari daerah yang dilanda banjir. Dari adanya banjir bandang yang terjadi di Pakistan, terdapat beberapa dampak yang dialami oleh warga setempat, melansir dari abc.net.au.
Krisis telah memaksa pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat. Sherry Rehman, seorang senator Pakistan dan pejabat tinggi iklim negara itu, mengatakan dalam sebuah video yang diposting di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami 'bencana iklim yang serius, salah satu yang paling sulit dalam dekade ini'.
"Kami saat ini berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, beberapa ledakan danau glasial, peristiwa banjir, dan sekarang monsun monster dekade ini sedang melanda tanpa henti dan membuat kekacauan di seluruh negeri," katanya.