Polusi Udara Terus Memburuk, Pakar Peringati Risiko Paparan Covid-19

Ilustrasi Foto Covid 19
Sumber :
  • VIVA Group

Viva Bandung – COVID-19 yang sudah mereda membuat masyarakat melepas masker sebagai bentuk perlindungan diri. Namun para pakar justru kembali mengimbau masyarakat agar memakai masker secara rutin. Hal ini dilakukan karena bahaya polusi udara buruk bisa mengintai.

Sebelum Meninggal, Stevie Agnecya Sempat Konsultasikan Ini ke Hard Gumay: Santet?

Hal tersebut dijelaskan oleh pakar paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) yang mengatakan bahwa paparan polusi udara buruk dalam jangka panjang dapat mengakibatkan bahaya pada sistem pernapasan. Apalagi, untuk risiko paparan COVID-19 sendiri juga masih tetap ada dengan mutasi-mutasi baru.

"Negara-negara perlu memperkuat surveilens dan tahu tren penyakit seperti apa. Surveilens untuk COVID-19 sudah marak dilakukan untuk cek pemeriksaan varian. Di Indonesia, kita dominan varian AB4 dan AB5, kita tetap perlu melihat tren mutasi seperti apa," ujar Erlina Burhan pada webinar Sadari, Siaga, Solusi Terhadap Mutasi Virus Pada Masa Endemi COVID-19, beberapa waktu lalu. 

Sosok Azhiera Adzka Fathir, Mantan Istri Kurnia Meiga yang Sempat Berprofesi Sebagai Model

Paparan polusi udara buruk yang mengintai juga tidak bisa disepelekan begitu saja. Masyarakat harus mencatat kualitas udara sebelum keluar rumah agar bisa membatasi paparan polutan. Sebab, paparan polusi udara dapat menurunkan imunitas yang akhirnya berisiko pada kerentanan tubuh terhadap infeksi penyakit.

"Kalau terpaksa harus keluar rumah walau monitoring menunjukkan merah atau ungu, sebentar saja karena durasi paparan memengaruhi dampak yang terjadi," imbuh Erlina Burhan.

Kartika Putri Sindir Richard Lee yang Terus Nyinyir: Lebih Gak Manusiawi, Orang Sakit Diledekin

Selain memeriksa kualitas udara, masyarakat dianjurkan tetap melindungi dengan dari dampak polusi dan COVID-19 sekaligus dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Serta, pemakaian masker sebagai alat pelindung diri termudah. 

"Apalagi kalau kita tahu dari data yang cukup tinggi PM 2.5 yang ukurannya sangat kecil mungkin dianjurkan pakai masker respirator atau N95," kata Erlina. 

Halaman Selanjutnya
img_title