Selain Arema, Suporter Ricuh ke Lapangan Sempat Terjadi di Sidoarjo
- VIVA
"Bahkan kalau menurut rekan wanitanya Adilson Maringa, ada pemukulan terhadap Maringa sendiri," ucap Gita.
Hal itu menurutnya yang kemudian direspon kepolisian dengan tindakan yang kurang tepat. Dimana mereka melempar tembakan gas air mata ke tribun barat. Sementara para penonton masih tertahan di area itu. Sehingga akhirnya menimbulkan korban jiwa, karena sesak nafas, berdesak-desakan, dan terinjak-injak.
Selanjutnya yakni dalam persoalan merespon para suporter yang berdatangan ke lapangan. Dalam laga Persebaya kontra Rans sebelumnya, mereka yang merangsek ke lapangan tak direspon berlebihan sehingga tak menimbulkan korban jiwa.
"Yang miris dalam perbandingan dua kericuhan itu yakni korban jiwa yang begitu banyaknya. Dalam kerusuhan suporter di Siduarjo penanganannya kan berbeda. Mereka mengamuk dan cenderung dibiarkan polisi sehingga tak menelan korban seperti di Kanjuruhan," lanjutnya.
Sehingga kedepannya, permasalahan pengendalian massa (crowd control) harus jadi perbaikan di persepakbolaan Indonesia. Dimana pihak kepolisian kedepannya difungsikan sebagai pihak pengamanan di luar lapangan. Seperti di negara-negara yang sepakbolanya maju. Untuk pengamanan di dalam lapangan serahkan kepada petugas khusus (steward).