Menghitung Hari untuk Fenomena Hujan Meteor Langka
- Pixabay / DivineLeaders
Sejak itu komet telah berbalik dan sekarang perlahan mendekati tata surya bagian dalam, meskipun masih sangat jauh. Diperkirakan akan paling dekat dengan Matahari pada tahun 2031.
Jadi, kemungkinan besar tahun ini hanya ada sedikit aktivitas meteor yang tidak biasa. Debu dari Tempel-Tuttle mengilap di langit selama beberapa malam setiap tahun pada pertengahan November dan tahun ini, puncaknya terjadi pada 18 November selama satu jam.
Namun dua ilmuwan meteor terkemuka mengatakan fenomena akan menjadi tidak lazim. Para ilmuwan ini telah menghasilkan berbagai model aliran Leonid dan semuanya menunjukkan bahwa Bumi akan menghasilkan beberapa 'sungai puing' yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle.
Ahli meteor Margaret Campbell-Brown dan Peter Brown, menunjukkan bahwa aktivitas puncak tahun ini akan terjadi pada pukul 19:00 EST.
Prakiraan waktu ini tepat ketika Bumi akan melintas paling dekat dengan orbit komet yang telah lama pergi dan ketika planet kita kemungkinan besar akan bertemu dengan beberapa material sisa komet.
Waktu ini sangat menguntungkan bagi mereka yang berada di Eropa tengah dan barat serta Asia Barat. Namun sebaliknya, bagi pengamat Amerika Utara, Leo masih akan berada di bawah cakrawala, mereka harus menunggu sampai lewat tengah malam untuk melihat pemandangan Leonid.
Di Indonesia sendiri rasi Leo baru akan terbit tengah malam pada 18 November pukul 01:19 WIB. Bulan setengah yang terbit tengah malam akan menerangi langit malam dan jadi faktor yang menyulitkan pengamat untuk menemukan meteor.(dra)